Bisnis.com, PADANG - Seorang desainer muda asal Provinsi Sumatra Barat Vonny Andria menghadirkan motif kerajinan songket yang terinspirasi dengan belang Harimau Sumatra yang dikenal dengan Balang Manarangi.
Vonny menyebutkan karya tersebut memadukan keindahan tradisi songket Minangkabau dengan simbolisme Harimau Sumatera yang kuat. Selain ambil bagian dalam dunia konservasi, dia berharap tenunan Songket yang kemudian diberi nama Balang Manarangi mampu bertengger di daftar lima besar motif songket unggulan di Indonesia, hingga mampu membuka peluang besar untuk go internasional.
"Selama ini songket Minangkabau dikenal dengan motif geometris, flora, dan fauna yang sarat filosofi budaya. Namun, motif belang Harimau Sumatera belum pernah diangkat secara eksplisit. Saya pun merasa tertantang untuk menghadir motif yang sangat unik itu, menggunakan motif belang Harimau," katanya, Sabtu (31/5/2025).
Dia menjelaskan nama Balang Manarangi sendiri memiliki arti yang mendalam dalam bahasa Minangkabau. Balang merujuk pada corak atau belang pada tubuh Harimau Sumatera, sementara Manarangi bisa diartikan sebagai memancarkan cahaya atau bersinar.
"Secara keseluruhan, nama ini menyiratkan representasi visual dari keindahan corak harimau yang memukau dan memancarkan aura kekuatan serta keagungan,"ujar Vonny.
Baginya konsep Balang Manarangi tidak hanya sekadar meniru pola belang harimau, tetapi juga berusaha menangkap esensi dari satwa karismatik ini. Harimau Sumatera, sebagai satwa pemuncak dan simbol kekuatan alam, menginspirasi nilai-nilai keberanian, ketangguhan, dan kewibawaan.
Menurutnya Harimau Sumatera memiliki makna mendalam dalam tradisi, budaya di Sumatra Barat. Bahkan, disebut sudah mewarnai rekam jejak sejarah perjalanan hidup orang-orang terdahulu di Minangkabau yang mampu hidup berdampingan dengan Harimau Sumatera.
Dikatakannya setelah berkecimpung didunia disainer sejak berusia 21 tahun yang berbasis pengembangan budaya dan komunitas gerakan pemberdayaan, baru kali ini dia menciptakan motif tenunan songket yang terinspirasikan belang Harimau Sumatera.
"Saya tinggal di Jakarta. Sejak usia 21 Tahun sudah tertarik di bidang disainer. Mulanya jual tas khusus perempuan. Setahun belakangan saya beralih ke wastra Minang kontemporer khususnya songket khas Sumatra Barat. Ayah saya asal Solok dan Ibu asal Bukittinggi," sebutnya.
Vonny bilang, Sumbar dengan kekayaan alam dan budayanya yang memukau, memiliki tradisi tenun songket yang sangat indah dan bernilai tinggi. Di tengah beragam motif yang terinspirasi dari alam dan kehidupan sosial, muncul sebuah konsep tenunan yang secara khusus mengangkat keindahan dan keagungan Harimau Sumatra, Balang Manarangi nama songketnya.
Dikatakannya Balang Manarangi lebih dari sekadar motif visual, dan dia adalah perwujudan filosofi mendalam tentang kekuatan, keberanian, dan pentingnya posisi Harimau Sumatera sebagai satwa yang berperan sebagai penyeimbang ekosistem hutan.
Untuk tahap pertama Balang Manarangi ini berwujud selendang, dengan sentuhan garis motif yang mengisyaratkan bentuk misai (kumis) dan cakar serta sepasang taring harimau, jalan antara kawasan pegunungan yang dilewatinya, aungan dia yang divisualkan dalam bentuk gelombang serta garis hitam yang merepresentasikan loreng hitam pada tubuh harimau.
Melalui tenunan songket Balang Manarangi, pengrajin dan konsumen nantinya, diharapkan dapat terhubung dengan pemaknaan tentang Harimau Sumatera, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya eksistensi dan habitatnya.
Motif dalam tenunan Balang Manarangi menurut Vonny, secara khas menampilkan interpretasi artistik dari pola belang Harimau Sumatra. Dengan keahlian tinggi dan keuletan dari pengrajin, berupaya mencoba menerjemahkan pola belang tersebut ke dalam desain geometris yang elegan dan tetap mempertahankan esensi visualnya.
"Saya terdorong untuk membuat koleksi ini lantaran kagum dengan sosok Harimau Sumatera terutama yang betina. Harimau Betina menurut saya menjadi sosok induk yang berperan penting dalam kembang biak satwa ini yang terus berjuang demi kelangsungan hidupnya dan anak-anaknya, tetap bertahan meski ancaman habitat terus menyusut," ucapnya.
Berangkat dari itu, teknik tenun yang digunakan dalam menciptakan songket Balang Manarangi umumnya teknik tenun songket tradisional Minangkabau yang menggunakan pewarna alami yang rumit dan membutuhkan ketelitian dan pengetahuan tinggi. Kompleksitas yang berujung menjadi titik terang bagi para pemerhatinya.
Vonny menambahkan, konsep Balang Manarangi memiliki peran ganda, yaitu melestarikan tradisi tenun songket Minangkabau dan meningkatkan kesadaran akan konservasi Harimau Sumatera.
Melalui penciptaan dan penggunaan motif ini, dirinya bersama para pengrajin turut mempromosikan kekayaan budaya lokal sekaligus menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga habitat dan populasi Harimau Sumatra yang kian hari kian terancam punah.
"Melalui motif yang terinspirasi dari keagungan satwa endemik pulau Sumatera ini, kita berharap para konsumen tidak hanya mengenakan sehelai kain yang indah tapi juga membawa semangat dan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya dan konservasi Inyiak Balang,"tutup Vonny.
Awal Mula Munculnya Ide Balang Manarangi
Soal ide dan konsep gagasan Balang Manarangi itu, kata Vonny, bermula ketika momen pulang ke Sumatera Barat beberapa waktu lalu. Saat dalam perjalanan menuju kawasan Pasar Ateh, Bukittinggi, saya memperhatikan monumen Inyiak Balang yang ada di beberapa titik disitu. Saat itulah, kemudian muncul inspirasi untuk menciptakan songket bermotif belang Harimau Sumatera.
Kemudian untuk menambah khazanah pengetahuan tentang Harimau Sumatra, dua pekan Pasca Idul Fitri 1446 Hijriah, pertemuan dengan Andri Mardiansyah dan Adi Prima, dua Founder Yayasan Jejak Harimau Sumatera di kota Padang dilakukan.
"Banyak hal dalam pertemuan itu yang kami bahas. Baik tentang Harimau Sumatra sebagai satwa ekologi, maupun kaitannya dengan budaya hingga bicara soal mitos yang melekat,"kata Vonny.
Dia menyebut, kolaborasi dengan Yayasan Jejak Harimau Sumatera dalam merumuskan konsep garapan penciptaan Balang Manarangi ini, cikal bakal untuk mendalami tentang Harimau Sumatera, filosofi di baliknya, serta pentingnya satwa ini bagi ekosistem dan budaya lokal.
Dengan tujuan, tidak hanya menghasilkan karya seni songket yang memukau, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan dan pentingnya Harimau Sumatera sebagai satwa endemik kebanggaan pulau Sumatera yang kini terancam punah.
"Sentuhan artistik pada disain Balang Manarangi dipadukan dengan pengetahuan ilmiah yang kami dapati dari Yayasan Jejak Harimau Sumatera inilah yang kemudian, menghasilkan karya tenun yang memiliki nilai estetika tinggi sekaligus menyampaikan pesan konservasi yang kuat,"ujar Vonny
Dia menyampaikan Balang Manarangi ini sudah diluncurkan secara eksklusif pada jumat, 30 Mei 2025 kemarib di Creative Stage, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. Selain selendang, dalam pertunjukan fashion, dia juga akan merilis koleksi dari 8 busana special bertemakan harimau Sumatera asal Minangkabau yang berspesieskan betina, lorenque suit namanya.