Bisnis.com, PALEMBANG — Bank Indonesia memandang deflasi yang terjadi di Sumatra Selatan (Sumsel) dua kali berturut-turut pada Januari dan Februari 2025 kemungkinan bersifat sementara.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perkembangan harga komoditas barang dan jasa di Sumsel pada periode Februari 2025 mengalami deflasi 0,41% secara month to month (mtm). Deflasi itu juga tercatat dengan tren yang lebih dalam dibandingkan Januari yang sebesar 0,36% mtm.
Komoditas utama yang mendorong deflasi di Sumsel yaitu tarif listrik yang disebabkan adanya diskon bagi pelanggan PLN rumah tangga dengan daya ≤2200VA hingga Februari 2025.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Ricky P Gozali mengatakan andil komoditas tarif listrik yang tinggi terhadap deflasi Januari maupun Februari, lantaran hampir 92% dari total pelanggan listrik di Sumsel menikmati diskon tersebut.
Oleh karena itu tren deflasi yang terjadi pada dua bulan pertama tahun ini, dipandang bersifat temporer seiring berakhirnya kebijakan diskon itu per 28 Februari lalu.
“Diskon tarif Listrik merupakan kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk memberikan stimulus ekonomi kepada masyarakat dan UMKM,” ujarnya kepada Bisnis melalui tanggapan tertulis, Selasa (4/3/2025).
Baca Juga
Namun demikian, pihaknya menilai berakhirnya potongan harga listrik juga patut diwaspadai lantaran berpotensi menjadi salah satu komoditas yang akan mengerek inflasi. Terlebih pada periode Maret dan April bertepatan dengan momen Ramadan dan Idulfitri.
Ricky menyebut, komoditas yang secara historis mengalami peningkatan permintaan pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri meliputi daging dan telur ayam ras, angkutan udara, aneka bawang, ikan patin, dan emas perhiasan.
“Tetapi beberapa komoditas pangan saat ini tercatat mengalami penurunan tekanan inflasi karena pasokan yang masih melimpah,” jelasnya.
Lebih lanjut pihaknya memprediksi tekanan inflasi pada bulan Maret masih berada dalam target yang telah ditetapkan. Pasalnya, pemerintah telah memberikan diskon untuk angkutan udara dalam momen HBKN.
“Bank Indonesia juga akan terus berkoordinasi dengan TPID se Sumsel untuk mengawal kestabilan harga kebutuhan pangan,” pungkasnya.