Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukung Program MBG, Sumbar Targetkan Produksi Padi 1,5 Juta Ton GKG Tahun Ini

Tahun 2024 produksi padi ditargetkan 1,4 juta ton gabah kering geling (GKG) dan kemudian pada 2025 ini target produksi naik menjadi 1,5 juta GKG.
Seorang petani tengah menebar pupuk di hamparan sawah di Desa Aur Duri Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Minggu (15/12/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Seorang petani tengah menebar pupuk di hamparan sawah di Desa Aur Duri Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Minggu (15/12/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menyatakan optimis produksi padi bakal meningkat di tahun 2025 ini dibandingkan tahun 2024 seiring mulai dilakukannya pemulihan lahan yang terdampak bencana alam.

Sekretaris Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar Ferdinal Asmin mengatakan tahun 2024 produksi padi ditargetkan 1,4 juta ton gabah kering geling (GKG) dan kemudian pada 2025 ini target produksi naik menjadi 1,5 juta GKG.

“Targetnya naik sedikit dari tahun lalu. Kenapa naik, karena pemulihan lahan yang terdampak bencana alam pada Maret dan Mei 2024 lalu, kini sudah berangsur membaik,” katanya, Rabu (8/1/2025).

Dia menyebutkan dengan bertambahnya atau kembali pulihnya lahan pertanian yang terdampak bencana alam itu, dimana luas lahannya tersebar di sejumlah daerah, seperti Kabupaten Pesisir Selatan, Tanah Datar, dan Agam, turut menjadi kabar baik bagi petani, karena bisa kembali turun ke sawah.

“Luas lahan yang sedang dan akan dipulihkan itu mencapai ribuan hektare. Hal ini tentu diharapkan menjadi salah satu pendorong meningkatkan produksi padi tahun 2025 ini,” harapnya.

Ferdinal menyampaikan seiring adanya harapan peningkatan produksi padi ini, secara tidak langsung di Sumbar telah turut mendukung adanya program makan bergizi gratis (MBG) yang kini telah dimulai secara nasional.

Dengan adanya program MBG itu, kata Ferdinal, artinya kebutuhan untuk menyajikan makan sehat dan bergizi bagi anak-anak sekolah di Sumbar, akan turut terpenuhi, dan begitupun untuk kebutuhan bagi masyarakat Sumbar, karena ketersediaan pangan juga perkirakan bakal cukup dan aman.

Namun dia berharap, seiring adanya program makan bergizi gratis itu, semestinya produksi yang ada terutama beras dan jagung di Sumbar, mestinya dapat mencukupi. 

“Kepada Satgas makan bergizi gratis, saya harapkan bisa bermitra dengan pemasok bahan pangan yang ada di Sumbar. Jadi mari bersama-sama kita sukseskan program pemerintah dari Presiden RI Prabowo dan Wapres RI Gibran ini,” ujarnya.

Selain itu, untuk mendukung produktivitas padi ini, Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar juga akan turut memastikan kebutuhan petani bisa tercukupi, mulai dari soal benih, pupuk bersubsidi, dan juga bantuan alat pertanian.

“Jadi bantuan untuk kelompok tani ini akan tetap ada dari kami,” tegasnya.

Sementara itu terkait kondisi capaian produksi padi di tahun 2024, kata Ferdinal, sampai saat ini pendataan data yang finasl masih menunggu verifikasi di lapangan. Namun dari data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi di Sumbar pada tahun 2024 sebanyak 1,352 juta ton GKG.

Menurut Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto melihat pada 2024, luas panen padi di Sumbar diperkirakan sebesar 296.216 hektar dengan produksi sekitar 1,352 juta ton GKG. 

“Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada 2024 diperkirakan sebesar 782.876 ton,” jelasnya.

Dikatakannya dari luas panen padi sekitar 296.216 hektare itu mengalami penurunan sebanyak 4.349 hektare atau 1,45% dibandingkan luas panen padi di 2023 yang sebesar 300.565 hektare.

Selain itu, data BPS juga mencatat dengan adanya produksi padi pada 2024 diperkirakan sebesar 1.352.049 ton GKG tersebut, juga mengalami penurunan sebanyak 130.420 ton GKG atau 8,80% dibandingkan produksi padi di 2023 yang sebesar 1.482.469 ton GKG.

“Produksi beras tertinggi pada 2024 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 94.898 ton,” kata Sugeng.

Sementara itu, produksi beras terendah juga terjadi pada bulan Agustus, yaitu sebesar 33.011 ton. 

Sugeng bilang kondisi tersebut mirip dengan tahun 2023, di mana produksi beras tertinggi terjadi pada bulan Maret dan produksi beras terendah juga terjadi pada bulan Agustus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper