Bisnis.com, PALEMBANG – Penjabat Gubernur Sumatra Selatan Elen Setiadi menyebutkan investasi di wilayah itu sampai dengan triwulan III/2024 telah terealisasi Rp40,44 triliun atau mengalami peningkatan 9,92% secara year on year (yoy).
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) capaian investasi tersebut telah mencapai 97,45% dari target RPJMPD yang sebesar Rp41,5 triliun, dan 62,39% dari target BKPM yang senilai Rp64,82 triliun.
“Realisasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri Rp26,58 triliun (65,74%) dan penanaman modal asing Rp13,85 triliun (34,26%) dengan total tenaga kerja yang terserap mencapai 36.047 orang,” ujarnya, dikutip Senin (11/11/2024).
Adapun lima besar subsektor realisasi PMA dan PMDN sepanjang Januari sampai September terdiri dari pertambangan Rp7,17 triliun, industri kertas dan percetakan Rp6,99 triliun, listrik gas dan air Rp6,69 triliun.
Kemudian industri makanan Rp4,58 triliun, serta subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan Rp3,21 triliun.
Elen mengungkapkan, Sumsel juga telah membuka layanan perizinan di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Kota Palembang. Hal itu ditunjukkan agar masyarakat yang ingin menanamkan modalnya menjadi lebih mudah untuk mengurus perizinan usaha.
Baca Juga
"Kami buka di mal karena itu kunjungan masyarakatnya sangat besar, dimana pelayanan itu dibuka dan ditutup sesuai dengan jam kerja mall," imbuhnya.
Sementara itu, lima negara yang paling tinggi menanamkan modalnya di Bumi Sriwijaya meliputi Singapura Rp8,63 triliun, Tiongkok Rp3,32 triliun, Jepang Rp390 miliar, Luxembourg Rp215 miliar, dan Malaysia Rp141 miliar.
Sedangkan realisasi terbesar investasi berdasarkan wilayah, untuk PMA yaitu OKI sebesar Rp2,57 triliun atau 53,85%, Muara Enim Rp539 miliar atau 11,30%, Musi Rawas Utara Rp416 miliar atau 8,73%, Penukal Abab Lematang Ilir Rp293 miliar atau 6,15% dan Ogan Komering Ulu sebesar Rp2,69 miliar atau 5,65%.
Untuk PMDN realisasi terbesar berada di Kota Palembang dengan Realisasi Rp4,01 triliun atau 47,44%, Muara Enim sebesar Rp1,39 triliun atau 16,43%, Banyuasin Rp892 miliar atau 10,55%, lahat Rp655 Miliar atau 7,76 % dan Musi Banyuasin Rp528 Miliar atau 6,25%.