Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspadai Ancaman Lain Pasca Deflasi Beruntun di Sumut

Pemerintah diimbau mewaspadai intaian ancaman lain setelah wilayah ini diterpa empat kali deflasi secara beruntun.
Aktivitas jual beli kebutuhan pokok di Pasar Minggu./Bisnis-Nurul Hidayat.
Aktivitas jual beli kebutuhan pokok di Pasar Minggu./Bisnis-Nurul Hidayat.

Bisnis.com, MEDAN - Akademisi Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) Gunawan Benjamin mengimbau pemerintah mewaspadai intaian ancaman lain setelah wilayah ini diterpa empat kali deflasi secara beruntun.

Gunawan mengkhawatirkan krisis ekonomi dapat terjadi, sebagai dampak panjang dari kondisi daya beli masyarakat yang terekam kian melemah meski harga sejumlah komoditas tercatat turun. Gambaran pelemahan daya beli masyarakat tak hanya tampak di Sumut, tapi juga terjadi secara nasional.

"Di saat masyarakat tidak memiliki kemampuan atau kemampuannya berkurang untuk membeli sesuatu, dan memicu penurunan harga barang, maka kita harus waspada jika seandainya harga barang tersebut nantinya justru bergerak naik," kata Gunawan, Senin (7/10/2024).

Disampaikan Gunawan, ada sejumlah faktor yang berkelindan dan berpotensi menyeret Sumut hingga nasional ke dalam pusaran krisis.

Dari pantauan harga di level pedagang di pasar, harga sejumlah kebutuhan dasar masyarakat seperti cabai merah, daging ayam, telur ayam, hingga beras bertahan stabil bahkan cenderung murah. 

Menurut Gunawan, kondisi itu dapat menjadi bom waktu bagi masyarakat nantinya. Hal ini karena harga yang terus bergerak turun atau bertahan murah dalam waktu cukup lama dapat melemahkan kemampuan finansial produsen (petani/ peternak) untuk kembali bercocok tanam atau beternak.

Ditambah lagi ditambah dengan risiko cuaca yang dapat memicu terjadinya gagal panen, harga kebutuhan pangan sangat berkemungkinan untuk naik sekalipun masyarakat tidak memiliki daya beli. 

"Karena kalau [harga] naik dan daya beli [masyarakat] belum mengalami pemulihan, maka belanja masyarakat kian terpuruk, kinerja ekonomi mengalami kemunduran, dan bisa bermuara pada krisis ekonomi," jelasnya.

Lebih jauh Gunawan mengatakan, melemahnya daya beli masyarakat saat ini memang memicu penurunan harga barang. Namun, kondisi supply atau sisi persediaan kebutuhan masyarakat masih mencukupi.

Sisi persediaan yang berpotensi terganggu akibat faktor-faktor di atas, dapat membuat harga sejumlah kebutuhan pokok melambung. "Untuk itu pemerintah harus bisa memastikan bahwa supply kebutuhan masyarakat terpenuhi, khususnya supply atau persediaan untuk kebutuhan pangan pokok/strategis," ujar Gunawan.

Gunawan mengimbau pemerintah untuk memiliki gambaran serta memastikan persediaan atau supply kebutuhan masyarakat dalam kondisi aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam tiga bulan ke depan.

Dia juga meminta pemerintah dan pemangku kepentingan terkait segera mengatur langkah untuk pemenuhan pasokan dengan segera, bila ada tanda di mana supply akan berkurang dan berada di bawah standar jumlah kebutuhan minimal masyarakat. "Paling bagus itu meningkatkan produksi dengan menambah luas areal tanam, atau menambah jumlah kebutuhan hewan indukan," tandasnya. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper