Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumsel Deflasi 4 Bulan Beruntun, Ekonom Perkirakan Tidak Berlanjut

Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) tercatat kembali mengalami deflasi sebesar 0,12% pada periode September 2024.
Ilustrasi. Aktivitas jual beli kebutuhan pokok di Pasar Minggu. Bisnis/Nurul Hidayat
Ilustrasi. Aktivitas jual beli kebutuhan pokok di Pasar Minggu. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, PALEMBANG – Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) tercatat kembali mengalami deflasi sebesar 0,12% pada periode September 2024. Kondisi ini merupakan bulan keempat berturut-turut wilayah tersebut mengalami perubahan harga terendah sepanjang tahun ini. 

Pengamat Ekonomi sekaligus dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Sukanto menyebut kondisi deflasi yang telah berlangsung berbulan-bulan juga terjadi secara nasional. 

“Peyumbang deflasi yaitu komoditas utama seperti cabai rawit, cabai merah, telur, tomat, kentang dan BBM,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (3/10/2024). 

Menurutnya, deflasi sudah direspon oleh Bank Indonesia melalui penurunan tingkat suku bunga acuan dari 6,25% menjadi 6%. Upaya itu diharapkan mendorong geliat sektor riil sekaligus ekspansi kredit perbankan karena biaya pinjaman bagi dunia usaha dan konsumen menjadi lebih murah. 

Namun dia menilai perlu diwaspadai adanya potensi capital outflow, serta investor cenderung memilih investasi dengan tingkat stabilitas tinggi (safe haven) seperti logam mulia dan Surat berharga Negara (SBN) yang menyebabkan perekonomian justru melemah. 

Meski demikian, kata Sukanto, fenomena deflasi biasanya tidak berlangsung lama. Terlebih Sumsel saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan yang berdampak pada musim tanam komoditas hortikultura, serta potensi terganggunya distribusi barang. 

“Sehingga menyebabkan supply barang menurun dan mendorong kenaikan harga,” jelasnya. 

Selain itu, kondisi penurunan barang dan jasa juga diperkirakan berangsur pulih seiring dengan menggeliatnya sektor akomodasi makanan dan minuman saat agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di bulan November mendatang. 

“Kemudian juga diikuti oleh momen besar keagamaan dan tahun baru yang akan mendorong harga meningkat (inflasi) di bulan-bulan mendatang,” tegasnya. 

Di lain sisi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Ricky P Gozali menegaskan bahwa kondisi deflasi yang terjadi di wilayah itu masih terjaga dan sesuai range yang telah ditetapkan. 

Menurutnya, penurunan harga terjadi utamanya pada kelompok volatile food, sedangkan core inflation dan administered price masih terjaga diatas. 

“Secara umum ini masih dalam kontrol dan masih dalam range yang diperkirakan di awal tahun,” tegasnya. 

Ricky menambahkan, musim yang sulit dan cuaca yang memberikan dampak negatif di tahun ini ternyata tidak separah yang diperkirakan. 

“Sehingga kondisi ini akan memberi dampak positif terhadap pasokan barang dan menjaga harga-harga di pasaran,” tutupnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper