Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Ekor Ikan Hiu Paus Ditemukan Terdampar di Pantai Wilayah Pesisir Selatan Sumbar

Kasus terdamparnya ikan hiu paus atau hiu tutul (rhincodon typus) di pantai wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, berulang.
Seorang anak duduk di atas punggung ikan hiu paus yang ditemukan mati terdampar di Pantai Surantih, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Minggu (15/9/2024)./Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Seorang anak duduk di atas punggung ikan hiu paus yang ditemukan mati terdampar di Pantai Surantih, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Minggu (15/9/2024)./Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG — Kasus terdamparnya ikan hiu paus atau hiu tutul (rhincodon typus) di pantai wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, akhir-akhir ini tergolong memprihatinkan.

Data Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Sumatra Barat, mencatat terhitung sejak Agustus 2024 hingga pertengahan September 2024 ada sebanyak 5 ekor ikan hiu paus terdampar di pantai wilayah Pesisir Selatan.

Lima ekor hiu paus yang terdampar itu, satu ekor di wilayah Pantai Anakan, Batang Kapas, Pesisir Selatan, dan kasus itu terjadi di penghujung Agustus 2024. Dua ekor ikan hiu paus kembali terdampar di Pesisir Selatan yakni tepatnya di Pantai Salido, dan beruntung satu ekornya berhasil dirilis dan satu lagi mati, kejadian itu pada pekan lalu di bulan September 2024 ini.

Kemudian pada 15 September 2024 kemarin, dua ekor ikan hiu paus juga terdampar di pantai wilayah Pesisir Selatan, tepatnya di Pantai Samudera SurantiH, dan beruntung satu ekornya berhasil dirilis dan satu lagi mati.

Ketua Tim Kerja Perlindungan dan Pelestarian BPSPL Padang Hendrisman mengatakan sejauh ini belum bisa dipastikan penyebab ikan hiu paus itu seringnya terdampar di pantai wilayah Pesisir Selatan.

"Jadi dari lima ekor ikan hiu paus yang baru-baru ini terdampar di pantai, dua ekor di antaranya berhasil dikembalikan ke laut atau masih bisa diselamatkan, dan 3 ekornya lagi mati dan dikuburkan," katanya, Senin (16/9/2024).

Dia menjelaskan dari kasus terdampar ikan hiu paus itu, berkaitan juga tentang kondisi masa perburuan makanan dari ikan hiu pausnya. Karena saat ini, berdasarkan informasi dari nelayan, tengah banyak ditemukan udang saia (rebon) dan ikan bada (teri) lagi banyak di kawasan tepi pantai.

"Ikan hiu paus ini makannya itu biota laut yang kecil-kecil itu. Jadi khusus di wilayah pantai Pesisir Selatan, menurut nelayan lagi banyak makanannya, makanya ikan hiu paus sampai ke pantai berburu makanan," jelasnya.

Dikarenakan kondisi ikan hiu paus lagi berburu makanan, nelayan tradisional yakni pukat yang memang melakukan menjaring ikan dari pinggir pantai hingga agak ke tengah laut, terkadang pernah ikan hiu paus tersebut masuk ke dalam pukat nelayan.

"Hal itu tidak disengaja, karena nelayan pukat ini menyadari betul, tidak berniat berburu ikan hiu paus, dan jika pun tertangkap tidak bisa dijual atau dijadikan uang. Bahkan bila masuk di dalam jaring, nelayan secara bersama-sama menyelamatkannya dan melepaskan kembali ke laut," ujarnya.

Hendrisman menyatakan bahwa seluruh nelayan telah menyadari bahwa ikan hiu paus masuk ke dalam ikan yang harus dijaga. Untuk itu, dalam penanganan ikan hiu paus yang terdampar, nelayan mau masyarakat dengan sendirinya turut melakukan pelepasan atau merilis ikannya ke laut.

"Khusus yang untuk mati terdampar, rata-rata nelayan atau masyarakat melaporkan ke kami, dan kemudian kami tindak lanjut laporan tersebut, karena penanganan ikan mati itu memang harus dikubur," sebutnya.

Salah seorang nelayan di Sutera, Asai mengatakan bahwa di kawasan Pantai Samudera sebagian besar banyak nelayan tradisional yakni nelayan pukat dan nelayan payang. "Ikan kanca-kanca (hiu paus) yang terdampar itu, awalnya dua ekor yang terperangkap di dalam jaring nelayan pukat kami," jelasnya.  

Dia melanjutkan dari dua ekor ikan hiu paus itu yang masuk ke dalam jaring pukat itu, telah berhasil dikembalikan ke laut. Tapi berselang beberapa menit saja, satu ekornya malah kembali ke pantai, hingga akhirnya terdampar.

"Kami bersama masyarakat kembali mencoba mengevakuasi ikannya ke agak ke tengah. Pas sudah berada di posisi melewati ombak, eh ikannya malah kembali ke arah pantai," ucapnya.

Diperkirakan ikan hiu paus yang kembali ke pantai itu hanya bertahan 2 jam, dan kemudian setelah beramai-ramai nelayan bersama masyarakat hendak membawa kembali ke tengah, ikannya ternyata sudah mati.

Dengan adanya kondisi itu, lanjut Asai, nelayan melaporkannya ke pemerintah nagari/desa setempat, dan kemudian ditindaklanjuti untuk mengevakuasi bangkai ikan hiu paus tersebut.

"Untuk di kawasan Pantai Samudera ini memang pernah menemukan aktivitas ikan hiu paus, tapi agak ketengah itu. Terdamparnya ikan hiu paus di pantai ini, sudah lama tidak terjadi sebenarnya," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper