Bisnis.com, PADANG - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatra Barat menilai kondisi kinerja industri perbankan hingga Juni 2024 tumbuh positif dengan tingkat risiko yang masih terjaga.
Kepala OJK Sumbar Roni Nazra mengatakan pertumbuhan positif untuk kinerja industri perbankan (Bank Umum dan Bank Perekonomian Rakyat) itu terlihat pada aset perbankan yang tumbuh 5,80% (yoy) menjadi sebesar Rp81,94 triliun dan penyaluran kredit atau pembiayaan tumbuh 6,84% (yoy) menjadi sebesar Rp71,42 triliun.
"Secara umum kinerja sektor jasa keuangan tersebut telah turut mendukung pertumbuhan ekonomi Sumbar yang menunjukkan kinerja positif, tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Triwulan II-2024 (yoy) tercatat sebesar 4,71%," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (30/8/2024).
Selain itu Roni menjelaskan untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 6,57% (yoy) menjadi sebesar Rp56,79 triliun. Sedangkan untuk risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL 2,53%, dan rasio LDR 125,77%.
Dia merinci penyaluran kredit untuk pelaku UMKM mencapai Rp31,43 triliun, tumbuh sebesar 6,24% (yoy). Penyaluran kredit kepada pelaku UMKM ini mencapai 44,00% dari total kredit perbankan di Sumbar.
"Kalau untuk kinerja perbankan syariah, dari sisi aset, DPK dan penyaluran pembiayaan masih menunjukan pertumbuhan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perbankan konvensional," jelasnya.
Baca Juga
Roni menyampaikan aset perbankan syariah Sumbar tumbuh sebesar 14,05% (yoy) menjadi sebesar Rp11,03 triliun, dengan penghimpunan DPK meningkat sebesar 13,85% (yoy) menjadi sebesar Rp10,31 triliun dan penyaluran pembiayaan tumbuh 20,96% (yoy) menjadi sebesar Rp9,59 triliun.
"Risiko pembiayaan juga masih terjaga dengan rasio NPF 1,59% dan rasio FDR 92,93%," sebutnya.
Kemudian untuk Bank Perekonomian Rakyat di Sumbar juga tumbuh dengan baik. Aset tumbuh 7,68% (yoy) menjadi sebesar Rp2,60 triliun, penghimpunan DPK tumbuh 6,44% (yoy) menjadi sebesar Rp1,94 triliun.
Sedangkan penyaluran kredit/pembiayaan tumbuh 9,05% (yoy) menjadi sebesar Rp2,04 triliun, dengan 71,50% merupakan kredit/pembiayaan bagi UMKM.
"Risiko kredit/pembiayaan tercatat dengan rasio NPL/NPF 10,84%, dan rasio LDR/FDR 104,95%. NPL/NPK Juni 2024 ini turut tipis bila dibandingkan NPL/NPK Maret 2024," tutupnya.