Bisnis.com, BATAM - Sebanyak delapan perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT) resmi berinvestasi di Batam. Total investasinya mencapai Rp290,9 triliun dalam jangka waktu 5 tahun dan akan menyerap sebanyak 36.150 tenaga kerja.
Delapan perusahaan tersebut berlokasi di Kawasan Industri (KI) Wiraraja, Batam dan di Proyek Strategis Nasional (PSN) Wiraraja Green Renewable Energy and Smart Eco Industrial Park yang berlokasi di Pulau Galang.
Peresmian investasi delapan perusahaan ini dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di KI Wiraraja, Senin (26/8/2024).
"Ini bukan kali pertama saya meresmikan disini. Ini bukti investor Amerika mau langsung kemari dan berinvestasi di Batam," kata Airlangga saat konferensi pers usai acara peresmian.
Menurut Airlangga, pertumbuhan investasi di Kepulauan Riau, khususnya Batam terus menunjukkan sinyal positif. "Kepri dengan 31 kawasan industri yang tersebar, kita berharap industri di Batam tumbuh dan berkembang," jelasnya.
Ia menambahka, semua sektor industri di Batam tumbuh merata. Meski dulu didominasi oleh industri manufaktur, sekarang industri jasa dan EBT sudah mulai menyusul yang menciptakan diversifikasi investasi di Batam.
Baca Juga
"Dalam 5 tahun berinvestasi Rp290,9 triliun atau US$17 miliar, dan serap 36.150 pekerja. Ini merupakan capaian luar biasa. Saya berikan apresiasi," ungkapnya.
Adapun, delapan perusahaan EBT yang berinvestasi di KI Wiraraja Batam ini, yakni PT Atelier Solar Indonesia, penanaman modal asing (PMA) joint venture Amerika Serikat (AS) dan Singapura, yang bergerak di bidang usaha manufaktur solar modul. Nilai investasi US$30 juta dan mempekerjakan 150 orang.
Selanjutnya, PT Energy Tech Indonesia, PMA Amerika Serikat yang bergerak di bidang usaha manufaktur baterai sodium ion. Nilai investasi sebesar US$250 juta dan menyerap 350 tenaga kerja.
PT Quantum Luminous Indonesia, PMA Amerika Serikat dan Jerman dengan bidang usaha manufaktur silika dan turunannya. Nilai investasi sebesar US$300 juta dan menyerap 5.000 tenaga kerja.
PT Essence Global Indonesia, PMA Amerika yang bergerak di bidang usaha manufaktur solar cell dan semikonduktor untuk mobil listrik. Nilai investasi US$2,5 miliar dan menyerap 20.000 tenaga kerja.
PT Uwin Resource Regeneration, PMA Taiwan yang bergerak di bidang usaha manufaktur electronic grade lithium carbonate. Nilai investasi US$60 juta dan menyerap 300 tenaga kerja.
TUL Taiwan Corp, PMA Taiwan yang bergerak di sektor yang sama dengan Uwin. Nilai investasi US$ 60 juta dan menyerap 300 tenaga kerja.
PT Galang Bumi Industri, penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang bergerak di bidang usaha kawasan industri. Nilai investasi US$14,43 miliar dan menyerap 10.000 tenaga kerja.
Terakhir PT Wiraraja Strategix atau Wiraraja Power, PMDN yang bergerak di bidang usaha penyediaan tenaga listrik. Nilai investasi US$6 juta dan menyerap 50 tenaga kerja.
Selain peresmian delapan perusahaan EBT, Airlangga juga meresmikan PSN Wiraraja Green Renewable Energy & Smart Eco Industrial Park, yang dikelola oleh PT Galang Bumi Industri.
PSN Wiraraja di Pulau Galang ini seluas 982,22 hektare. Fokusnya pada rantai pasok atau supply chain industri EBT dari proses upstream sampai downstream meliputi Industri dari proses pemurnian pasir silika menjadi polysilicon, industri semikonduktor (ingot/wafer), solar cell dan battery cell, solar module plus inverter dan battery pack, baterry energy storage system, beserta industri-industri turunannya.
Selain itu, terdapat juga industri alat-alat kesehatan, industri elektronik, industri data center dan industri kreatif.
Presiden Direktur Wiraraja Indonesia Achmad Makruf Maulana mengatakan, proses untuk mendatangkan investasi senilai ratusan triliun ini cukup alot.
"Prosesnya panjang dan alot, kami sampai didatangi 15 senator di Amerika untuk verifikasi," katanya.
Tiga dari delapan perusahaan EBT tersebut akan berlokasi di PSN Wiraraja di Pulau Galang. "Di Galang itu ada PSN. Kami sendiri pertama tidak yakin bisa mendatangkan investor. Tapi sekarang sudah tercapai dan bisa menyerap puliuhan ribu tenaga kerja," ungkapnya.
Makruf menjelaskan, untuk meyakinkan investor asing ini, ia sering berkoordinasi dengan Airlangga, agar sering berinteraksi. Hal tersebut yang membuat investor percaya dan mau menanamkan modalnya di Batam.
"Kami berupaya terus mencari investasi masuk ke Batam. Agar prosesnya terus berjalan, kami selalu minta waktu komunikasi dengan Menko. Kami juga berupaya mempersiapkan perizinan. Insyallah tahun depan, [perusahaan-perusahaan EBT] akan segera konstruksi," katanya lagi.
President Director PT Quantum Luminos Indonesia Walter Grieves mengatakan, pihaknya mendapat dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat untuk berinvestasi di Batam.
"Kami bangun pabrik kaca disini untuk memproduksi gelas berkualitas di dunia. Alasan kami pilih Indonesia karena kekayaan alam, tax holiday, ketersediaan energi yang melimpah, serta tenaga kerja," pungkasnya.