Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Kredit Perbankan di Riau Capai Rp96,21 Triliun

OJK Provinsi Riau menyatakan sampai periode Mei 2024 nilai penyaluran kredit industri perbankan di daerah itu sudah menyentuh angka Rp96,21 triliun.
Kepala OJK Riau Triyoga Laksito (kiri) /JIBI-Arif Gunawan
Kepala OJK Riau Triyoga Laksito (kiri) /JIBI-Arif Gunawan

Bisnis.com, PEKANBARU -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau menyatakan sampai periode Mei 2024 nilai penyaluran kredit industri perbankan di daerah itu sudah menyentuh angka Rp96,21 triliun.

Kepala OJK Riau Triyoga Laksito menyebutkan nilai kredit yang sudah disalurkan perbankan ini tercatat naik sebesar 9,08% secara tahunan.

"Untuk periode Mei 2024 nilai kredit yang sudah disalurkan industri perbankan di Riau nilainya di angka Rp121 triliun. Kalau dibandingkan secara tahunan angka ini naik 9,08%," ungkapnya, Rabu (31/7/2024).

Dia memaparkan dari data 5 tahun terakhir, angka penyaluran kredit di Provinsi Riau terus mengalami pertumbuhan. Misalnya di 2019 nilainya Rp70,65 triliun atau tumbuh 6,59%. Sedangkan di 2023 lalu terus naik dan sudah di angka Rp93,52 triliun atau tumbuh 8,50% secara tahunan.

Kemudian dari posisi non performing loan (NPL), Triyoga menilai saat ini sampai Mei 2024 kondisinya masih terjaga di angka 2,69%. Sedangkan pada 2019 lalu posisi NPL berada di level 2,73%, kemudian sampai pada 2023 lalu terus turun ke posisi 2,28%.

Dari perkembangan terakhir ini, pihaknya meyakini kinerjan industri perbankan di Riau akan terus tumbuh sampai akhir 2024.

Sebelumnya, peralihan dari operator lama ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Wilayah Kerja (WK) Rokan, telah memberikan dampak positif ke berbagai sektor ekonomi di Provinsi Riau. Salah satunya ke sektor perbankan yang ikut merasakan peningkatan kredit.

Area SME Head Bank Mandiri Pekanbaru Bagus Narendra Hutama menyebutkan sejak peralihan operator ke PHR, portofolio kredit yang disalurkan pihaknya mengalami pertumbuhan yang pesat.

"Seperti kita ketahui sejak beralihnya operator ke PHR, itu banyak sekali pekerjaan dan tentunya para vendor membutuhkan pembiayaan. Dari data kami untuk penyaluran kredit ritel dari Desember 2022 lalu sampai Juni 2024 kami catat kenaikan kredit 70%," ungkapnya.

Menurutnya untuk pembiayaan para vendor di PHR ini masuk kategori kredit menengah dan atas atau middle up, dimana saat ini portofolio kredit yang telah disalurkan mencapai 40%, kemudian disusul kredit ke usaha besar dan komersial itu sekitar 20% sampai 30% portofolio kredit perseroan.

Untuk pembiayaan kredit vendor ini, ada berbagai jenis produk yang ditawarkan Bank Mandiri, diantaranya paket pembiayaan kombinasi mulai dari kredit investasi, modal kerja, dan juga bank garansi.

"Untuk vendor memang produk yang kami tawarkan itu tidak sama atau bukan produk massal, jadi harus satu-satu kami siapkan paket kreditnya. Hingga kini vendor PHR termasuk pembiayaan yang sangat prudent dalam penyaluran yang kami lakukan," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, pihaknya berharap kinerja PHR terus meningkat di masa mendatang, sehingga penyaluran kredit perbankan ikut tumbuh melesat lebih tinggi lagi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper