Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pasar Modal di Kepri Tumbuh 17,48%, Anambas Catat Pertumbuhan Terbesar

Industri pasar modal di Kepulauan Riau (Kepri) mencatatkan hasil positif di 2023, jumlah investor tumbuh sebesar 17,48% (yoy).
Ilustrasi bursa saham./Ist
Ilustrasi bursa saham./Ist

Bisnis.com, BATAM - Industri pasar modal di Kepulauan Riau (Kepri) mencatatkan hasil positif pada 2023. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepri hingga Oktober 2023, jumlah investor tumbuh sebesar 17,48% (yoy) menjadi 120.162 investor.

"Persentase pertumbuhan jumlah investor terbesar tercatat di Kabupaten Anambas dengan peningkatan jumlah investor sebesar 20,88% menjadi 1.123 investor," kata Kepala OJK Kepri, Rony Ukurta Barus, di Kantor OJK Kepri, Kamis (4/1/2024).

Selanjutnya di bawah Anambas, diikuti Kabupaten Bintan, yang alami peningkatan sebesar 19,68% menjadi 6.216 investor, dan Kabupaten Natuna meningkat 18,74% menjadi 2.351 investor. 

"Adapun investor terbanyak berada di Kota Batam dengan jumlah 81.565 investor dengan tingkat pertumbuhan sebesar 17,71%," katanya lagi.

Kepemilikan saham oleh investor di Kepri juga tercatat peningkatan signifikan, dimana pada posisi Oktober 2023 tercatat sebesar Rp 4,8 triliun, atau meningkat sebesar 69,44% (yoy). 

Persentase pertumbuhan kepemilikan saham terbesar tercatat di Kabupaten Bintan dengan pertumbuhan sebesar 130,2% (yoy) menjadi Rp 108,83 miliar, diikuti Kota Batam dengan pertumbuhan sebesar 79,48% (yoy) menjadi Rp 4.151,58 miliar, dan Kabupaten Lingga dengan pertumbuhan sebesar 47,18% (yoy) menjadi Rp 10,88 miliar.

Rony juga menjelaskan bahwa hingga saat ini, terdapat lima perusahaan terbuka (emiten) yang berkantor pusat di Kepri, yang sahamnya dapat dimiliki oleh masyarakat. 

Selain itu, terdapat 10 perusahaan efek dan satu perusahaan manajer investasi yang berkantor cabang di Kepri. "Sehingga, demi keamanan dana masyarakat, para calon investor diimbau untuk memastikan terlebih dahulu legalitas perusahaan efek atau manajer investasi sebelum membuka rekening efek atau reksadana," pungkasnya.(K65)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper