Bisnis.com, PALEMBANG – Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mencatat realisasi serapan pupuk di wilayah tersebut hingga November 2023 mencapai 71,91% untuk urea dan 62,78% untuk NPK.
Kepala Seksi (Kasi) Pupuk Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Dewi Ratmita memerinci realisasi serapan pupuk subsidi untuk urea telah mencapai sekitar 108.000 ton dan untuk jenis NPK sebanyak 106,9 ribu ton.
Menurut Dewi, terdapat beberapa persoalan yang menyebabkan masih minimnya penyerapan pupuk subsidi di tahun 2023 ini. Seperti sistem penebusan pupuk yang hanya bisa dilakukan oleh nama yang telah terdaftar dalam e-Alokasi.
“Jadi by name by address, tidak bisa digantikan yang lain. Contohnya, misal si A musim tanam pertama ambil 200 kilogram. Kemudian musim tanam kedua tidak ambil, jadi tidak terserap karena nama tersebut yang boleh mengambil,” jelasnya, Senin (11/12/2023).
Selain itu, penyebab lain kurang maksimalnya penyerapan pupuk juga diakibatkan oleh terjadinya El Nino yang membuat musim kemarau berlangsung lebih panjang.
“Para petani berharap hujan dulu baru beli pupuk, jadi tidak terserap. Dan memang petani sedang tidak ada uang, sehingga daya beli juga rendah,” bebernya.
Baca Juga
Dia menjelaskan, alokasi pupuk subsidi oleh pemerintah itu telah ditetapkan berdasarkan usulan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang dilakukan oleh kelompok tani dan didampingi oleh penyuluh pertanian lapangan di masing-masing daerah.
Untuk Sumsel sendiri, pada tahun 2023 ini alokasi pupuk subsidi yang diterima sebanyak 250.000 ton untuk urea dan 188.000 ton NPK.
“Namun, berdasarkan yang terdaftar di e-Alokasi hanya 150.000 ton untuk urea dan 172.000 ton untuk NPK,” pungkasnya. (K64)