Bisnis.com, PALEMBANG – Impian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit dengan petani sebagai pemegang sahamnya, sebentar lagi akan terwujud.
Penjabat (Pj) Bupati Musi Banyuasin Apriyadi menargetkan peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik pengolahan kelapa sawit (crude palm oil/CPO) milik petani itu bisa dilakukan bulan depan atau awal 2024.
“Sekarang kami sedang melobi ke Jakarta untuk seremoni groundbreaking itu, apakah oleh Pak Airlangga [Menko Perekonomian] atau Menteri Pertanian,” ungkapnya dalam kunjungan ke kantor Bisnis Indonesia Perwakilan Sumbagsel, Senin (4/12/2023).
Menurutnya, sudah ada kesepakatan antara investor swasta dengan petani melalui koperasi unit desa (KUD). Nanti petani memiliki porsi saham sebanyak 20% pada pabrik CPO yang berlokasi di Kecamatan Sungai Lilin itu.
"Saya punya inisiatif dengan kawan-kawan petani ini. Kita bentuk konsorsium dalam bentuk KUD, lalu kita gandeng investor. Kita bekerjasama. Investor, kami punya kebun sawit 10.000 hektare, kamu punya modal. Mau nggak kita sama-sama bangun pabrik ini," tuturnya.
Dengan menjadi pemegang saham, tegas Apriyadi, petani bisa berbicara banyak soal penyerapan tandan buah segar yang mereka miliki. Tak kalah pentingnya, petani juga diharapkan mampu mengendalikan harga.
Baca Juga
“Insya Allah bulan depan akan melakukan peletakan batu pertama. Kalau ini terjadi, bismillah ini baru pertama di Indonesia. Kami berharap dengan keterlibatan petani dalam pabrik CPO itu bisa meningkatkan taraf hidup mereka,” ujarnya.
Menurut Apriyadi, Pemkab Musi Banyuasin mendorong petani kelapa sawit memiliki pabrik pengolahan CPO sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut.
Selain bisa menjual sawitnya ke pabrik itu, para petani juga bisa memperoleh dividen dari sebagian keuntungan pabrik itu setiap tahun.
"Misalnya, pabrik itu untung Rp50 miliar, maka para petani mendapatkan Rp10 miliar dari kepemilikan 20% itu," ujar Apriyadi.
Dia menegaskan Muba berkeinginan menjadi pionir di Tanah Air bahwa pemilik pabrik CPO itu adalah petani. “Selama ini petani sangat tergantung dengan penyerapan dari pabrik, tapi jika mereka sudah memiliki sendiri dan dikelola secara profesional, maka akan jauh lebih baik karena bisa menentukan harga sendiri,” tegasnya.
Dia menargetkan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit itu bisa selesai 8 bulan, sehingga bisa beroperasi akhir 2024.
“Impian kami ada dua. Satu, pabrik CPO. Dua, pabrik minyak goreng. Sebab, kami memiliki banyak sumber daya alam sebagai bahan bakunya,” tegasnya.
Menurutnya, pabrik CPO yang dimiliki para petani ini sudah diimpikan sejak lebih dari 2 tahun lalu. Pemkab Musi Banyuasin sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, salah satunya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), terkait dengan perizinan.
“Kami meminta saran dari BKPM, karena ini pionir di Indonesia. Belum ada daerah lain punya pabrik CPO yang pemegang sahamnya adalah petani. Akhirnya disepakati dibentuk anak usaha antara investor dengan koperasi itu dengan nama PT PAS,” tuturnya.