Bisnis.com, PEKANBARU - Bencana longsor yang terjadi di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna pada Maret 2023 lalu, telah menimbulkan korban yang cukup besar dengan jumlah puluhan dan rumah-rumah warga yang tertimbun longsoran tanah dari lereng bukit.
Menanggapi kondisi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna telah melakukan langkah-langkah penanganan bencana bersama pihak-pihak terkait.
Kepala BPBD Natuna, Raja Darmika mengatakan pada saat kejadian tersebut, pihaknya telah dihubungi oleh perwakilan SKK Migas dan konsorsium perusahaan migas di Kepulauan Riau.
"Memang kami sudah dihubungi pada saat kejadian bencana itu oleh SKK Migas dan juga oleh konsorsium perusahaan migas Kepri, lalu dilakukan penyaluran bantuan sembako," ungkapnya Kamis (9/11/2023).
Kemudian pihaknya ditanyakan apalagi yang bisa dibantu untuk proses penanganan pasca bencana longsor di Serasan.
Dia menyebutkan apabila menangani suatu bencana, pihaknya tidak hanya melihat kondisi masyarakat yang menjadi korban saja, namun juga mengupayakan bagaimana kelancaran proses operasional tanggap bencana di lapangan, seperti keperluan kendaraan pengangkut material, logistik dan lainnya.
Untuk lokasi longsor di Serasan, diketahui jalan akses masyarakat berukuran kecil sehingga tidak mudah untuk dilalui oleh kendaraan roda empat. Karena itu dibutuhkan kendaraan yang bisa mengangkut barang dengan kapasitas cukup besar, namun dimensinya bisa dilalui di jalan kecil.
Dari kondisi itu, SKK Migas bersama para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Kepulauan Riau yang salah satunya adalah West Natuna Exploration Ltd (WNEL), telah menyalurkan bantuan berupa 3 unit motor roda tiga atau becak motor, sebagai upaya meringankan proses penanganan pasca bencana longsor di Serasan, Natuna Kepulauan Riau.
Raja mengakui dengan adanya bantuan ini, manfaat yang dirasakan masyarakat tidak hanya pada momen terjadinya bencana longsor saja, namun juga dapat digunakan kedepan sebagai penunjang kegiatan harian warga desa, khususnya di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan.
Hingga kini, program kerjasama dan dukungan dari SKK Migas serta perusahaan migas di Kepri, termasuk Natuna, dinilai telah berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
"Untuk kemitraan dengan SKK Migas dan Pemkab Natuna sudah berjalan dengan baik setiap tahunnya, dan kami berharap di tahun depan bisa lebih meningkat dan lebih baik lagi," ujarnya.
Adapun upaya WNEL yang merupakan anak perusahaan dari Conrad Asia Energy Ltd, telah menunjukkan komitmen kuat terhadap pengembangan sektor energi di Provinsi Kepulauan Riau.
Dengan kepemilikan operasional di PSC Duyung, yang berlokasi di perairan wilayah Anambas-Natuna, perusahaan ini terus bergerak maju dalam tahapan eksplorasi dan pengembangan lapangan.
WNEL optimis untuk dapat mengelola sumber daya migas dari temuan yang komersial di Lapangan gas Mako melalui pengeboran sumur eksplorasi pada tahun 2017 dan 2019.
Kegiatan eksplorasi ini terus berkembang sejak itu, dengan perencanaan pengembangan lapangan yang berkelanjutan dan pengembangan strategis lainnya untuk memasuki tahap produksi.
Tidak hanya fokus pada kegiatan eksplorasi, WNEL juga terlibat dalam program pengembangan masyarakat (PPM) setempat yang berkelanjutan. Kolaborasi antara WNEL dan KKKS lainnya di Provinsi Kepri telah melahirkan sejumlah inisiatif sosial yang bertujuan untuk memajukan masyarakat lokal di daerah Anambas dan Natuna.
Beberapa kegiatan inklusif yang dilakukan bersama, seperti bantuan bencana alam, penyediaan layanan kesehatan, serta pendidikan publik untuk siswa sekolah dan jurnalis media, telah menunjukkan komitmen WNEL untuk berperan aktif dalam kemajuan sosial dan ekonomi komunitas lokal.
Melalui upaya kolaboratif ini, WNEL berharap dapat membangun hubungan yang lebih erat dengan masyarakat setempat dan berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kepulauan Riau.
