Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap, Ini Penyebab Perbedaan Data Pertanian di Sumut

BPS Sumut mengungkap faktor yang menyebabkan adanya perbedaan data pertanian antara BPS dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, MEDAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara (Sumut) mengungkap faktor yang menyebabkan adanya perbedaan data pertanian antara BPS dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut.

Statistisi Madya BPS Sumut Rita Herawaty mengatakan perbedaan data itu dikarenakan masing-masing instansi menggunakan metode yang berbeda pula dalam pengumpulan data.

“Dulu, tepatnya sebelum tahun 2018, dalam menyajikan data produksi pangan yang berkolaborasi dengan dinas pertanian itu, kami penghitungannya berdasarkan metode eye estimate. Namun sejak 2018, BPS sudah mulai mengembangkan metode sampel berbasis area yang disebut Kerangka Sampel Area (KSA). Ini merupakan perbaikan atas metode eye estimate“ terang Rita dalam Workshop Indikator Statistik di Medan, Selasa (24/10/2023).

Metode eye estimate kata Rita tidak lagi digunakan BPS untuk pengumpulan data pertanian lantaran tidak akurat. Hal itu karena data yang didapat hanya berdasarkan laporan pandangan mata tim lapangan semata.

Sementara dengan metode KSA, lanjut Rita, tahapan yang dilakukan lebih bervariasi untuk mendapatkan data pertanian yang lebih akurat, objektif, dan real time.

 “Kalau dengan metode KSA itu tim kita akan turun ke lapangan untuk menyaksikan dan mengamati langsung fase pertumbuhan padi, mencatat dan memotret setiap sudutnya sehingga hasilnya lebih up to date. Hasil inilah yang akan dikumpulkan dan dilaporkan untuk menghitung produksi padi juga luas areal panen di suatu daerah,“ papar Rita.

Rita menengarai perbedaan data pertanian Sumut karena dinas terkait masih menggunakan metode lama (eye estimate) dalam pengumpulan sampel.

Rita juga menyampaikan, saat ini pemerintah tengah mengupayakan Satu Data Pangan Indonesia yang sumbernya dari KSA yang dilakukan BPS guna menghindari ketidaksinkronan data antar instansi pemerintah maupun lembaga.

“Kami tetap mengupayakan kolaborasi supaya data yang dikeluarkan itu satu sumbernya, yaitu dari KSA ini. KSA ini pun bukan dibangun BPS sendiri, tapi oleh Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian dan juga BRIN. Ini untuk mendorong Satu Data Pangan Indonesia,“ lanjutnya.

Pengumpulan sampel metode KSA dilakukan pada 7 hari terakhir di setiap bulannya. BPS Sumut sendiri menurunkan sebanyak 427 petugas lapangan untuk melakukan survei pertanian dengan metode KSA tahun 2023 ini. Setiap bulannya, terdapat 1.603 segmen pertanian yang diamati. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper