Bisnis.com, BATAM - Proses relokasi warga Pulau Rempang yang terimbas proyek Rempang Eco-City memasuki babak baru. Badan Pengusahaan (BP) Batam telah mempersiapkan lahan pengganti di Pulau Galang, yang akan dikembangkan menjadi "Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City".
"Relokasi ke tempat yang baru ini akan kami siapkan," kata Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, Kamis (7/9/2023) di Gedung BP Batam.
Lokasi hunian baru bernama Nelayan Maritime City, memiliki slogan "Tinggal di Kampung Baru yang Maju, Agar Sejahtera Anak Cucu". Rudi menegaskan kampung tersebut akan menjadi kampung percontohan di Indonesia sebagai kampung nelayan modern dan maju.
Ia mengungkapkan bahwa di kampung tersebut akan dilengkapi berbagai fasilitas pendidikan lengkap, pusat layanan kesehatan, olahraga dan sosial. Selanjutnya tersedia juga fasilitas ibadah, fasilitas tempat pemakaman umum yang tertata dan fasilitas dermaga untuk kapal-kapal nelayan dan trans hub.
Pembangunan hunian baru itu akan berlangsung selama 12 bulan setelah pematangan lahan. Targetnya untuk tahap pertama akan selesai pada Agustus 2024. "Intinya kami akan semaksimal mungkin untuk memberikan fasilitas yang nyaman," imbuhnya.
Jika hunian baru tersebut belum selesai, maka BP Batam akan memberikan hunian sementara. Tidak hanya itu, biaya hidup selama di hunian sementara juga akan ditanggung setiap bulannya.
Baca Juga
Adapun biaya hidup selama masa relokasi sementara itu sebesar Rp 1.034.636 per orang dalam satu KK. Biaya hidup tersebut termasuk biaya air, listrik, dan kebutuhan lainnya.
Sementara itu, untuk masyarakat yang memilih tinggal di tempat saudara atau diluar dari hunian sementara yang disediakan, akan diberikan tambahan biaya hidup sebesar Rp 1 juta per bulan.
"Jadi itu akan kami berikan sampai hunian baru selesai dibangun," katanya.
Hunian baru yang disiapkan itu berupa rumah type 45 senilai Rp 120 juta dengan luas tanah maksimal 500 m2. Hunian itu, berada di Sijantung, Pulau Galang, yang posisinya sangat menguntungkan untuk melaut dan menyandarkan kapal.
Sejumlah Tokoh Masyarakat Melayu ikut mendukung proyek Nelayan Maritime City ini. "Mudah-mudahan ini bisa berjalan baik," ujar salah satu tokoh, Huzrin Hood.
Di tempat yang sama Panglima Lang Laut Kepri, Suherman mengungkapkan hal senada. Menurut dia, masyarakat mendukung penuh pengembangan Kawasan Rempang. Dengan harapan, pemerintah dapat memikirkan nasib masyarakat ke depannya.
Termasuk pemenuhan hak-hak bagi masyarakat yang telah turun temurun hidup di kawasan yang terdampak pembangunan Rempang. "Saya juga usul agar pemerintah dan PT Mega Elok Graha (MEG) selaku pengembang Rempang juga harus menyiapkan koperasi untuk masyarakat," ungkapnya.