Bisnis.com, PALEMBANG – Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) terpilih dalam proyek kerja sama Indonesia-Korea mengenai Development Forest and Land Fire Management System.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (KLHK) Thomas Tandi Bua menyampaikan kerja sama bilateral korporasi antara Indonesia dan Korea Selatan itu berfokus pada pengembangan tata kelola pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel.
“Projek ini dijalankan dengan lokasi di Sumsel, tepatnya di Kabupaten OKI. Fokusnya pada pengembangan tata kelola pengendalian karhutla di lahan gambut,” ujarnya, Rabu (9/8/2023).
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam proyek tersebut diantaranya pengembangan kapasitas dan pengembangan pusat pelatihan pengendalian karhutla di lahan gambut.
Tandi mengakui, pemilihan Provinsi Sumsel dalam kerja sama itu didasari oleh dukungan kuat pemerintah Sumsel serta komitmen yang besar dalam menciptakan iklim yang kondusif.
Lebih lanjut, imbuhnya, Korea Selatan nantinya juga akan membantu dalam pembangunan sarana dan prasarana, yaitu pusat informasi dan pelatihan di OKI.
“Pelatihan dan pengembangan kapasitas ini diperuntukkan bagi masyarakat, brigade pengendalian karhutla di pemda, damkar dan sebagainya,” bebernya.
Sebelumnya, Indonesia tepatnya di Sumsel dan Kalimantan Timur, juga pernah menjalin kerja sama bersama dengan Jerman pada tahun 2000.
“Dan ini terus berkembang. Program ini dibangun berdasar pembelajaran dari program sebelumnya untuk pengelolaan gambut,” lanjut Tandi.
Sekretaris Daerah Sumsel Supriono mengatakan pihaknya menyambut baik kerjasama tersebut. Dia berharap, kegiatan itu dapat lebih mengintensifkan penanggulangan bencana karhutla yang ada di Sumsel.
“Sekarang kita sudah masuk situasi el nino yang memasuki bulan kedua, meski di bulan kedua ini masih ada basahnya sedikit namun jangan lalai dan menyebabkan karhutla. Sehingga harapannya kerja sama ini bisa memberikan masukan serta edukasi bagi masyarakat Sumsel tentang pentingnya penanganan karhutla ini,” ungkapnya.
Dia menambahkan, pengelolaan lahan gambut memang sedikit lebih sulit karena sangat rentan terhadap terjadinya karhutla.
Oleh karena itu, Supriono menegaskan bahwa pengendalian dan penanganan karhutla di lahan gambut patut dilakukan secara kolektif.
“Karena itu, kerja sama seperti ini sangat penting bagi Sumsel, dan kita juga meminta agar masyarakat di Sumsel nantinya bisa lebih membantu Pemda untuk menjaga lahan gambut dan mencegah karhutla timbul,” pungkasnya. (K64)