Bisnis.com, MEDAN - Sumatra Utara (Sumut) tercatat mengalami inflasi bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,30 persen pada Juli 2023 dan tingkat inflasi year to date (ytd) atau tahun kalender sebesar 0,98 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Nurul Hasanudin menyebutkan inflasi mtm tersebut menyebabkan angka inflasi tahunan atau year on year (yoy) gabungan lima kota di Sumut yang terdiri dari Sibolga, Pematangsiantar, Medan, Padangsidimpuan, dan Gunungsitoli mencapai 2,54 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,87.
"Dari lima kota IHK di Sumatra Utara, inflasi year on year tertinggi terjadi di Pematang Siantar sebesar 3,17 persen dengan IHK sebesar 116,10 dan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 0,50 persen dengan IHK sebesar 116,5," ujar Hasan, Selasa (1/8/2023).
Berdasarkan data BPS, inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,72 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,97 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,08 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,38 persen.
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 3,12 persen, kelompok transportasi sebesar 11,86 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 6,22 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,55 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,29 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,66 persen.
Sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.
Dan komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Juli 2023, antara lain bensin, beras, rokok kretek filter, angkutan dalam kota, daging ayam ras, bawang putih, dan rokok kretek.