Bisnis.com, PALEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) untuk meningkatkan hasil produksi beras mencapai 1 juta ton dalam rangka antisipasi dampak El Nino tahun 2023.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, hasil produksi beras di Sumsel sebenarnya sudah sangat baik, bahkan overstock.
Terakhir tahun 2022, produksi beras di Sumsel mencapai 743.000 ton atau meningkat dari tahun 2021 yang sebesar 622.000 ton.
“Untuk kepentingan Sumsel, seperti ditanya sebenarnya sudah selesai. Tapi ini kepentingan bangsa,” kata Syahrul dalam rapat koordinasi antisipasi iklim ekstrem El Nino, Senin (17/7/2023).
Oleh karena itu, sebagai salah satu daerah yang ditunjuk menjadi penyangga pangan dalam rangka antisipasi El Nino, Sumsel diminta untuk meningkatkan hasil produksi beras.
“Ini harus didorong terus, karena Sumsel memiliki lahan yang bervariasi dan memiliki kemampuan air yang banyak. Jadi harus dimanfaatkan,” sambungnya.
Senada, Gubernur Sumsel Herman Deru menyampaikan untuk persoalan ketersediaan pangan Sumsel sudah aman.
Akan tetapi untuk menjadi penyangga pangan nasional, imbuh Deru, Sumsel seyogyanya mengimplementasikan berbagai upaya seperti persiapan embung, stabilitas kebasahan tanah dan juga koordinasi dengan berbagai stakeholder.
“Mudah-mudahan kita bisa mencapai target dari Pak Menteri untuk bisa surplus 1 juta ton,” tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel Nandang Pangaribowo menjelaskan el nino terpantau masih terjaga di wilayah Pasifik.
"Pasifik bagian barat terutama di Sumsel akan terjadi pengurangan hujan dan akan kering dampaknya bisa Karhutla, kekeringan dan lain-lain," bebernya.
Menurut Nandang, musim kemarau di Sumsel akan berlangsung hingga pertengahan Oktober, dan untuk puncaknya diperkirakan berlangsung dari Juli hingga September.
Sementara untuk daerah yang diprediksi sangat ekstrim diantaranya Kecamatan Banyuasin, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur.
“Dan sebagian Sumsel tengah seperti Kabupaten Muara Enim dan Lahat,” pungkasnya. (K64)