Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Klaim Kondisi Jasa Keuangan di Sumbar hingga Mei 2023 Stabil

Kondisi sektor jasa keuangan di Sumbar sampai dengan posisi Mei 2023 dalam kondisi stabil dengan likuiditas yang memadai.
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis - Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis - Abdullah Azzam

Bisnis.com, PADANG - Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sumatra Barat menilai kondisi sektor jasa keuangan di daerah itu sampai dengan posisi Mei 2023 dalam kondisi stabil dengan likuiditas yang memadai.

Plt. Kepala OJK Sumbar Untung Santoso mengatakan selain stabilnya kondisi keuangan, untuk profil risiko juga terjaga di tengah masih tingginya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global.

"Hal ini seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi di Sumbar yang tercermin dari meningkatnya pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Triwulan I-2023 (yoy) sebesar 4,80 persen," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (12/72023).

Dia menyampaikan pertumbuhan PDRB yoy 4,80 persen itu dari sebesar 4,15 persen pada triwulan IV-2022, tekanan inflasi di Sumbar pada bulan Juni 2023 (yoy) turun menjadi 2,95 persen, dari sebesar 7,43 persen pada bulan Desember 2022. 

Kinerja industri perbankan di Sumbar tumbuh positif ditengah pelemahan ekonomi global. Pada Mei 2023, aset perbankan tumbuh 4,30 persen (yoy) dan kredit 6,60 persen (yoy). Sementara DPK terkontraksi sebesar 2,37 persen (yoy).

Penyaluran kredit untuk investasi tumbuh 10,98 persen (yoy), konsumsi 6,59 persen (yoy) dan modal kerja 4,98 persen (yoy). Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL 2,20 persen, dan rasio LDR 125,30 persen.

Sementara untuk kinerja perbankan syariah, terdapat peningkatan aset sebesar 15,09 persen (yoy), DPK meningkat sebesar 14,81 persen (yoy), dan pembiayaan meningkat 19,54 persen (yoy).

Penyaluran pembiayaan untuk investasi tumbuh 25,04 persen (yoy), konsumsi 16,97 persen (yoy) dan modal kerja 24,41 persen (yoy). Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPF 1,75 persen, dan rasio FDR 86,23 persen.

Industri BPR dan BPRS di Sumbar juga menunjukkan kinerja yang baik, aset tumbuh 7,61 persen (yoy), DPK 5,17 persen (yoy), dan Kredit/Pembiayaan 10,55 persen (yoy).

Penyaluran kredit/pembiayaan untuk investasi tumbuh 15,28 persen (yoy), konsumsi 4,48 persen (yoy) dan modal kerja 12,59 persen (yoy). Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL/NPF 8,45 persen, dan rasio LDR/FDR 101,49 persen.

"Ke depannya kita berharap kondisi jasa keuangan di Sumbar ini akan terus membaik," ujar Untung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper