Bisnis.com, PADANG - Kementerian Pertanian menyatakan pentingnya kolaborasi dan sinergitas dengan berbagai pihak untuk terwujudnya swasembada pangan Indonesia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan swasembada pangan bisa kembali diraih asalkan ada kolaborasi dan sinergitas dari berbagai pihak. Sehingga dengan adanya peran yang berbeda, baik pemerintah, peneliti, penyuluh maupun petani, akan dapat menjadi kekuatan.
“Sejarah sudah membuktikan kerja sama apik antara peneliti yang menghasilkan inovasi teknologi, para penyuluh yang menyampaikan, petani yang mengimplementasikannya mampu mendongkrak produktivitas pertanian,” katanya secara daring saat membuka Temu Sukses Petani dan Penyuluh, pada ajang Penas Petani Nelayan XVI di Padang, Selasa (13/6/2023).
Dedi menggambarkan, bagaimana Indonesia dahulu bisa meraih swasembada pangan dalam kurun waktu kurang dari 15 tahun, tepatnya pada 1970-1984.
Ketika itu pemerintah secara masif meluncurkan berbagai program strategis di sektor pertanian, diantaranya program Bimbingan Massal (Bimas) dan program Panca Usaha Tani.
“Awalnya hanya sekitar 2 sampai 3 ton per hektare menjadi 3 ton per hektare, bahkan pada tahun 1984 produktivitas padi kita tembus 4,8 sampai 4,9 ton per hektare, mendekati 5 ton, sehingga menjadikan Indonesia dari negara importir beras terbesar di dunia menjadi swasembada pangan,” ujarnya.
Untuk itu, dia mengajak seluruh stakeholder di sektor pertanian untuk saling bersinergi untuk kembali meningkatkan produktivitas pertanian.
“Mari kita sama-sama berintropeksi disaat sama ayo kita bikin perencanaan lagi, kita buat program seperti dulu lagi. Kalau dulu ada Panca Usaha Tani, sekarang Panca Usaha Tani plus Smart Farming untuk menggenjot produktivitas pertanian kita,” tutupnya.
Dikatakannya tujuan semua itu adalah menyediakan pangan bagi 280 juta penduduk Indonesia serta meningkatkan kesejahteraan petani serta menggenjot ekspor.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan Muhammad Amin mengatakan Temu Sukses Petani dan Penyuluh ini adalah untuk memotivasi, membuka cakrawala berpikir, serta memacu prestasi KTNA dan penyuluh, baik penyuluh PNS maupun swadaya serta petani perikanan dan kehutanan.
Temu Sukses Petani pada ajang Penas Petani Nelayan XVI yang digelar di Ranah Minang ini dihadiri lebih kurang 1.000 peserta yang terdiri dari 600 orang penyuluh dan 400 orang petani dan pengurus KTNA se-Indonesia.