Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Sapi Naik, Permintaan Hewan Kurban Meningkat Signifikan di Sumbar

Penjualan hewan kurban di Kota Padang, Sumatra Barat, mulai mengalami peningkatan jelang tiga pekan Iduladha 2023.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Penjualan hewan kurban di Kota Padang, Sumatra Barat, mulai mengalami peningkatan jelang tiga pekan Iduladha 2023.

Salah seorang peternak sapi di Padang, Oscar mengatakan meningkatnya permintaan hewan kurban sapi mulai dirasakan sejak tiga pekan jelang hari lebaran Iduladha ini.

"Saya biasa menyediakan hewan kurban sapi jenis PO atau jenis Brahman, yang dijamin sehat dan berkualitas, karena saya pakai kandang permanen," katanya, Senin (12/6/2023).

Dia menyebutkan setelah sekian lama beternak sapi untuk kurban, memang memprioritaskan untuk kebersihan, baik sapi maupun kandangnya.

"Selain kandang yang perlu saya utamakan agar bersih, pemberian pakan juga diberikan secara teratur, serta dilengkapi dengan vaksin hewan," ujarnya.  

Dia menjelaskan telah memulai usaha jual beli sapi kurban sejak puluhan lalu. Dari berawal dari sepuluhan ekor sapi, sekarang berhasil menjual 50 ekor tiap tahunnya. Terbukti, dengan kualitas sapi miliknya, jauh-jauh hari sebelum lebaran Iduladha datang, sapi yang ada di kandangnya telah habis terjual.

"Kalau soal harga sapi kurban, memang naiknya harganya pada tahun ini. Tahun 2022 lalu hanya Rp16 juta per ekor, sekarang naik sekitar Rp500 ribu hingga Rp1 juta," jelas dia.

Sementara itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar memang telah memperkirakan pada Iduladha 2023 ini terjadi peningkatan permintaan hewan kurban. 

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Sukarli mengatakan jumlah hewan kurban di tahun 2023 ini diperkirakan meningkat dibandingkan tahun 2022 lalu, dimana tahun kemarin ada sebanyak 35.000 ekor hewan kurban yang disembelih, sementara di tahun 2023 ini hampir 40.000 ekor.

"40.000 ekor itu ada yang merupakan ternak lokal dan ada yang datang luar dari Sumbar. Tapi sebagian besar memang datang dari luar Sumbar," katanya ketika dihubungi Bisnis terpisah.

Dia menjelaskan diperkirakan 40-45 persen itu hewan kurban datang dari Sumbar dan sisanya 55-60 persen datang dari luar daerah. Untuk hewan kurban yang datang dari daerah ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi.Menurutnya Peraturan Menteri Pertanian No 17 Tahun 2023 Tentang Tata Cara Pengawasan Lalu Lintas, Produk Hewan dan Media Pembawa Penyakit Hewan Lainnya di Dalam Wilayah RI menjadi acuan untuk memastikan jika hewan kurban yang dibeli luar dari provinsi lain itu dalam keadaan sehat.

"Jadi hewan kurban yang dibeli luar daerah itu, syarat utama adalah ternaknya atau sapinya itu sudah melakukan vaksin dosis I, II, hingga dosis ke III. Hal itu dibuktikan adanya surat. Bila hanya menerima vaksin dosis I dan bahkan sampai dosis II saja, hewan kurban dimaksud dilarang untuk masuk ke suatu wilayah," jelasnya.

Sukarli menyampaikan mengacu pada Permentan 17/2023 itu, artinya persoalan waspada terhadap penyakit mulut dan kuku (PMK) masih menjadi prioritas utama.

Buktinya tidak soal perdagangan hewan kurban saja yang menjadi sorotan, kepada panitia hewan kurban di masing-masing masjid atau musala juga dihimbau untuk melaporkan semua hewan kurban ke tim Kesehatan Hewan terkait kondisi kesehatan hewan yang hendak disembelih.

"Jadi kita juga minta kepada panitia hewan kurban, sebelum disembelih hewan kurbannya, harap laporkan dulu ke tim Kesehatan Hewan. Sehingga dalam proses penyembelihan hingga dikonsumsi oleh masyarakat, tidak ada penyakit pada hewan kurban tersebut," ujarnya.

Selain itu terkait vaksin PMK, Sukarli menjelaskan sampai saat ini capaian vaksinasi untuk hewan ternak di Sumbar sebesar 120.000 dosis. Di tahun 2023 ini ditargetkan bisa berjalan sebanyak 41.000 dosis.

Menurutnya capaian vaksinasi di Sumbar itu tergolong sudah cukup aman, sehingga hewan ternak yang menjadi hewan kurban nanti diperkirakan dalam kondisi yang sehat dan tidak terpapar PMK.

"Vaksinasi PMK berjalan dengan baik, bahkan pada dua bulan terakhir ini zero kasus PMK di Sumbar, sudah banyak kabupaten dan kota berada pada zona hijau. Artinya hewan ternak dalam keadaan sehat-sehat saja," sebutnya.

Untuk itu seiring telah berjalannya vaksinasi, tim Kesehatan Hewan juga turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak yang diperjualkan untuk hewan kurban.

"Tim kesehatan hewan sudah turun sejak April 2023, dan sampai sekarang proses pemeriksaan hewan masih berlangsung, dan akan akan selesai jelang Iduladha," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper