Bisnis.com, PEKANBARU — Calypte Holding, perusahaan pengembang energi berkelanjutan berbasis di Singapura, telah mengumumkan rencana investasi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bengkalis, Riau.
Chairman Eksekutif Calypte Holding, Iskandar menjelaskan untuk mengembangkan sumber energi yang ramah lingkungan di Riau, Calypte Holding bekerja sama dengan CGN Energy International Holdings Co, Limited, sebuah perusahaan energi asal Cina, untuk membangun PLTS dengan kapasitas 1.000 MW serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Gabungan (CCGT) dengan kapasitas 500 MW.
"Proyek ini akan menjadi backbone bagi energi listrik Sumatra dan kedepan menggantikan pembangkit listrik non renewable energi atau pembangkit batubara yang ada," ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (6/6/2023).
Proyek PLTS dan CCGT di Bengkalis ini akan memulai konstruksi pada Januari 2025 dan diharapkan selesai pada September 2027. Di Kepulauan Riau, Calypte Holding juga sedang membangun PLTS sebesar 1.500 MW dengan menggunakan sistem ground mounted.
Sehingga total kapasitas pembangkit EBT grup usaha ini kedepan di wilayah Riau Kepri akan mencapai sebesar 3.000 MW. Saat ini, proyek ini masih dalam tahap pra-uji kelayakan dengan target penyelesaian pada 2027 mendatang.
Dia menguraikan dengan adanya PLTS ini, Riau akan menjadi pusat energi terbarukan yang kuat dan berkelanjutan. Iskandar dan mitra CGN Energy sangat komitmen dalam mengembangkan energi bersih, terbukti dengan keberhasilan mereka dalam menjalankan bisnis secara paralel di Kepulauan Riau, Myanmar, dan Vietnam.
Baca Juga
Rencananya pada pelaksanaan proyek ini, Calypte Holding menggunakan lahan seluas 2.450 hektar di Bengkalis. Selain itu, mereka juga akan melibatkan sekitar 5.000 tenaga kerja teknis dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Riau. Tenaga kerja ini akan direkrut dan dilatih selama 10-12 bulan sebelum kembali ke Bengkalis untuk menjadi pelaksana proyek ini, sehingga memberikan dampak yang nyata bagi pembangunan daerah setempat.
Untuk nilai investasinya, Proyek PLTS ini diperkirakan akan menghabiskan investasi sekitar US$1,2 miliar, sementara proyek CCGT diperkirakan mencapai US$1 miliar.
Sementara itu, General Manager of Business Development CGN Energy International Holdings Co, Limited, Liu Run menyatakan bahwa Indonesia memiliki kondisi yang sangat baik untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya.
"Kami berkomitmen untuk menggunakan pengetahuan dan teknologi CGN untuk membuat Riau menjadi provinsi yang menghasilkan emisi rendah dan mendorong gaya hidup masyarakat ramah lingkungan," ungkapnya.
Liu juga mengakui bahwa dukungan dan komitmen terhadap proyek ini akan mempercepat proses perizinan dan penjadwalan konstruksi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi yang ramah lingkungan dan meningkatkan keterampilan kerja dalam merancang proyek ini. Dia juga menekankan pentingnya studi mendalam mengenai konsumsi energi dan partisipasi masyarakat serta industri lokal dalam proyek ini.
Selain proyek PLTS, Calypte Holding juga sedang aktif dalam pengembangan proyek PLT Sampah (PLTSa) di beberapa kota, seperti di Jakarta dan Surabaya, dengan mitra mereka CTNY atau China Tianying Inc.
Meskipun nilai investasi masih dalam perhitungan karena masih di tahap awal proyek, dan kini pihaknya sedang dalam tahap survei, diharapkan bahwa proyek-proyek ini akan memberikan manfaat yang serupa atau bahkan lebih baik bagi Riau.
Dengan adanya investasi besar ini, diharapkan Riau akan menjadi salah satu pusat energi terbarukan yang penting di Indonesia. Proyek PLTS dan CCGT ini juga akan memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang signifikan, seperti penciptaan lapangan kerja dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
"Melalui kemitraan antara Calypte Holding dan CGN Energy International Holdings Co, Limited, proyek ini akan mendorong pertumbuhan industri energi terbarukan di Indonesia, serta memperkuat hubungan antara Singapura dan Indonesia dalam bidang energi," pungkasnya.