Bisnis.com, MEDAN - Balai Karantina Pertanian Belawan fasilitasi ekspor produk tepung larva sebanyak 17,8 ton tujuan Amerika Serikat.
Kepala Karantina Pertanian Belawan Lenny Hartati Harahap menyebutkan larva Lalat yang diolah menjadi tepung ini merupakan komoditas sub sektor peternakan asal Provinsi Sumatra Utara (Sumut) yang baru pertama kalinya diekspor.
"Selain bernilai ekonomis yang tinggi, larva lalat yang diolah menjadi tepung ini digunakan sebagai food additif untuk meningkatkan pertumbuhan, nutrisi, konversi pakan, dan kesehatan hewan seperti anjing, kucing, ikan, udang, ayam, burung dan unggas lainnya," ujar Lenny, Senin (17/4/2023).
Tepung larva sebanyak 17,8 ton ini bernilai sekitar Rp692,62 juta milik PT Biocycle Indo (BI). Dan berdasarkan keterangan yang dihimpun Bisnis, pemeriksaan terhadap komoditas tersebut dilakukan pada Jumat (14/4/2023) lalu.
“Sebelum diekspor, pejabat Karantina Pertanian Belawan telah melakukan permeriksaan terhadap media pembawa, termasuk kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan negara tujuan dan pemberian Sertifikat KH -12 (Sertifikat Sanitasi Produk Hewan)," papar Lenny.
Tepung larva ini dikemas dalam karung goni dengan ukuran 25 kilogram (kg) setiap karung sesuai dengan permintaan negara tujuan.
Secara terpisah, Kepala Baratan Bambang menyampaikan setiap komoditas yang dilalulintaskan dari pelabuhan dan udara, wajib diperiksa oleh pihaknya.
"Mulai dari hasil pertanian ataupun hewani. Pemeriksaan di laboratorium atau kasat mata. Agar dapat di terima dengan baik oleh negara pengimpor," ujar Bambang.
“Tepung larva yang diekspor ke Amerika ini, cukup unik karena memiliki banyak manfaat untuk pakan ternak," pungkasnya.