Bisnis.com, BATAM - Penataan Pelabuhan Batuampar agar bisa menampung petis kemas hingga 1,6 juta TEUs pada 2025 mendatang terus dilakukan.
Sebelumnya, Badan Pengusahaan (BP) Batam memperluas container yard (CY) hingga 20 hektare, maka saat ini alat bongkar muat berupa 1 unit ship to shore (STS) crane juga telah didatangkan dari Korea Selatan. Alat tersebut tiba di Pelabuhan Batuampar, Sabtu (8/4/2023).
Berdasarkan data dari LPSE BP Batam, pengadaan alat bongkar muat tersebut sudah dilakukan sejak 16 November 2021. Nilai pagunya mencapai Rp122 miliar.
Proses pembuatannya cukup lama mencapai 1 tahun lebih. Alat tersebut diproduksi oleh Korin Corporation dari Korea, dan diangkut dari Pelabuhan Pohang Korea dengan Kapal Dong Bang Giant No 1 ke Pelabuhan Batuampar.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan STS crane didatangkan dengan harapan ada perubahan di Pelabuhan Batuampar.
"Berpuluh tahun beroperasi, tapi masih pakai sistem lama yang belum canggih," katanya saat meninjau crane tersebut di Pelabuhan Batuampar, Minggu (9/4/2023).
Keunggulan dari STS crane yakni kemampuannya untuk mempersingkat dwelling time (waktu tunggu) sesingkat-singkatnya. Sebelum alat ini muncul, pemindahan kontainer dari kapal ke pelabuhan membutuhkan waktu sekitar 40 menit, tapi dengan STS crane membutuhkan waktu tidak sampai 1 menit.
"Dalam 1 jam bisa 35 kontainer yang dipindahkan. Maka hitung saja dalam sehari ada berapa yang bisa diselesaikan. Dengan alat canggih ini, akan ada banyak pemilik barang datang. Dengan begitu maka hub logistik yang kita canangkan bisa terselesaikan," paparnya.
Dengan dwelling time yang singkat, maka pemilik kapal sudah memiliki estimasi berapa waktu yang diperlukan untuk bersandar di Batam, ketika menurunkan muatannya.
"Bagi pengusaha, waktu itu sangat penting. Jika sudah ada estimasi waktu, jadi bisa tahu berapa lama waktu sandar di Batam. Mereka pun semakin percaya dengan kita," tuturnya.
STS crane ini juga diklaim ramah polusi, karena menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya. Berbeda dengan crane konvensional sebelumnya yang menghabiskan banyak solar.
BP Batam juga telah menjalin kerja sama dengan Persero Batam untuk peningkatan produktivitas dan kapasitas Pelabuhan Batuampar, melalui penambahan alat bongkar muat di dermaga dan CY, serta re-layout CY.
Pengembangan ini ditargetkan pada produktivitas bongkar muat mencapai 24 box per jam dan kapasitas pelabuhan meningkat dari 630.000 TEUs/tahun menjadi 1,2 juta TEUs/tahun.
Rencana bisnis strategis dalam kerjasama investasi alat dan pengoperasian Pelabuhan Batuampar adalah dengan mengadakan suprastruktur 4 unit Quay Container Crane (QCC), 20 unit Head Truck, 10 unit Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC), dan 2 unit Reach Stacker. Infrastruktur yang akan dibangun adalah Container Yard, Gedung Kantor, Gate Terminal dan fasilitas pendukung lainnya. Nilai investasi dalam kerjasama ini sebesar Rp680 Miliar dengan waktu pengadaan 12 – 16 bulan.
Selain itu, BP Batam juga terus menggesa pembangunan CY di Batuampar yang ditargetkan seluas 20 hektare.
CY merupakan tempat penyimpanan kontainer atau peti kemas kosong, tempat pembersihan, perbaikan kontainer, serta tempat untuk pelaksanaan survei kontainer pada saat kontainer masuk maupun keluar.
Fungsi CY adalah menyiapkan kontainer yang akan dipergunakan oleh para eksportir untuk kebutuhan ekspor barang dengan standar Institute of International Container Lessors (IICL).
CY memiliki peran penting dalam kegiatan perekonomian terutama kegiatan ekspor dan impor dalam memperlancar arus kontainer dan lalu lintas angkutan barang serta mengefisienkan jalur rantai pasok, atau biasa dikenal sebagaisupply chain, terutama dalam perdagangan internasional.
Peran CY dalam sistem logistik nasional adalah mendukung efisiensi tata kelola dan tata niaga. Hingga saat ini, pembangunan CY di Pelabuhan Batuampar masih berlanjut.
Secara sederhana, baik kontainer yang mau dikirim atau baru datang akan dibawa oleh crane dari kapal dan dipindahkan ke truk yang akan membawanya ke CY. Begitu juga proses sebaliknya untuk kontainer yang akan dikirimkan.
Sebagai langkah awal, kehadiran CY mutlak diperlukan, sehingga realisasinya menjadi tugas penting sejak 2021. Selain membangun CY, BP Batam juga tengah melakukan pendalaman alur di sekitar pelabuhan untuk mempermudah kapal bersandar.
Modernisasi Batuampar juga bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bisa dihasilkan BP Batam dari sektor pelabuhan. Data terakhir menunjukkan PNBP BP Batam dari kegiatan bongkar muat hanya Rp30 miliar di 2021. Sebabnya karena tidak ada container crane dan CY. (K65)