Bisnis.com, BATAM - Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) tumbuh positif sepanjang 2022 sebesar 5,09%, tumbuh lebih cepat dibanding 2021 sebesar 3,43%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Darwis Sitorus mengatakan kondisi perekonomian memang terus menunjukkan pertumbuhan positif, pasca pandemi Covid-19.
"Dalam lingkup regional, Pendapat Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepri triwulan IV/2022 memberikan kontribusi sebesar 7,54% terhadap PDRB Pulau Sumatera," katanya, beberapa waktu lalu.
Perekonomian Kepri tahun 2022 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp 308,84 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp 190,16 triliun.
"Sementara PDRB per kapita Kepri pada tahun 2022 mencapai Rp 141,68 juta," ucapnya.
Sepanjang tahun 2022 lalu, pertumbuhan ekonomi Kepri tiap triwulan sealu merangkak naik. Pada triwulan I berada di angka 2,83%, lalu di triwulan II naik menjadi 5,01%. Selanjutnya di triwulan III menjadi 6,03% dan pada triwulan IV tumbuh menjadi 6,40%.
Baca Juga
Khusus untuk triwulan IV/2022, perekomomian Kepri jika dilihat dari sisi produksi, maka penopang utama yakni industri pengolahan dengan andil pertumbuhan sebesar 3,48%, diikuti kategori konstruksi denga 2,74%.
"Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen konsumsi pemerintah memberikan andil pertumbuhan sebesar 2,95%, diikuti komponen net ekspor dengan andil sebesar 1,62%," ucapnya.
Sementara jika dikaji dari sisi lapangan usaha, maka sektor konstruksi memberikan kontribusi sebesar 3,19%. Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berandil sebesar 2,86%, yang diikuti komponen konsumsi rumah tangga dengan andil sebesar 2,45%.
Lalu, jika membandingkan periode triwulan IV/2022 dengan triwulan IV/2021, maka ada kenaikan sebesar 6,40%. Pertumbuhan tertinggi yoy pada triwulan IV/2022 dicapai oleh penyediaan akomodasi makan minum sebesar 60,29%, diikuti jasa lainnya sebesar 58,95%, serta kategori transportasi dan pergudangan sebesar 31,11%.
Tren positif Kepri juga terbantu dengan tren positif pertumbuhan ekonomi yang juga dirasakan Batam. Sepanjang tahun 2022, perekonomian Batam tumbuh sebesar 6,84%.
Menanggapi pertumbuhan positif tesebut, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk memulihkan ekonomi Batam dan Kepri, yang dua tahun lebih terdampak pandemi Covid-19.
"Namun untuk pertumbuhan ekonomi Kepri masih belum bisa melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, dimana secara logika harusnya di atas pertumbuhan ekonomi nasional karena Kepri mendapatkan fasilitas Free Trade Zone (FTZ) dan juga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)," ungkapnya.
Sementara untuk Batam sudah kembali berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. "Namun tentunya kita tidak boleh berpuas diri dengan pertumbuhan ini. Karena perekonomian kita pada tahun 2020 yang lalu sempat mundur. Jadi memang butuh pertumbuhan yang tinggi agar bisa pulih kembali," jelasnya.
Ia juga mengimbau agar tetap waspada, karena tingkat pengangguran di Batam masih relatif tinggi. "Itu artinya investasi yang masuk belum berdampak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Batam. Kita masih membutuhkan lebih banyak investasi baru untuk menyerap pengangguran. Kalau bisa investor yang masuk adalah investor padat karya. Jadi membutuhkan banyak tenaga kerja," ungkapnya.