Bisnis.com, PALEMBANG -- Alokasi pupuk subsidi di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) tahun 2023 mengalami peningkatan.
Pupuk subsidi Urea yang sebelumnya berjumlah 120.000 ton, meningkat sebesar 107 persen atau sebanyak 250.000 ton. Sementara NPK mengalami peningkatan sebesar 89,4 persen dari 89.000 ton menjadi 188.000.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan jumlah alokasi yang diberikan Kementerian Pertanian ini sudah cukup untuk mengakomodir kebutuhan petani.
Namun untuk saat ini, terdapat permasalahan pada jumlah input data pada sistem e-Alokasi yang masih jauh dari jumlah yang ditetapkan.
"Dulu kita menggunakan rencana definitif kebutuhan Kelompok (rdkk), tapi sekarang kita menggunakan e-Alokasi," kata Deru, Selasa (31/1/2023).
Deru menerangkan, dari jumlah 250.000 data yang telah ditetapkan baru terinput 60 persen atau sebanyak 150.000.
Dia berharap, setelah dilakukannya Rapat Koordinasi 2023 ini, seluruh lapisan mulai dari bupati, wali kota dan kelompok tani untuk segera mempercepat penginputan.
Sehingga seluruh pupuk subsidi dapat segera diserap dan tidak ada lagi wilayah yang kekurangan jumlah alokasi.
"Jangan sampai kuota yang kita terima sekarang dipangkas lagi," sambungnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono menambahkan sebenarnya waktu penginputan telah ditutup.
"Kita berusaha mengajukan kembali Pembukaan inputnya," ujar Bambang.
Bambang juga menyebut bahwa pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel telah membentuk tim Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP) untuk membantu proses penginputan.
Masing-masing tim berjumlah 1.400 orang untuk sektor tanaman pangan dan 240 orang di perkebunan.
"PPEP membantu penginputan untuk para petani yang gagap teknologi," jelas Bambang.
Dilain sisi pihak distributor pupuk subsidi menegaskan bahwa jumlah input yang belum terpenuhi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
"Teknis dilapangan bisa jadi keterlambatan jarak waktu atau sinyal juga bisa," kata Rudi Apriadi distributor pupuk subsidi Musi Banyuasin.
Untuk masing-masing jumlah alokasi pupuk di kabupaten dan kota diantaranya pupuk urea di Kabupaten OKU sebesar 5.240 ton, OKI sebesar 33.800 ton, Muara Enim sebesar 9.509 ton, Lahat sebesar 7.495 ton.
Kemudian Musi Rawas sebesar 15.763 ton, Musi Banyuasin sebesar 16.756 ton, Banyuasin sebesar 65.668 ton, OKU Selatan sebesar 23.278 ton, OKU Timur sebesar 53.774 ton, Ogan Ilir sebesar 9.431 ton, Empat Lawang sebesar 3.967 ton, Pali sebesar 1.469 ton, Palembang sebesar 1.291 ton, Prabumulih sebesar 22 ton, Lubuk Linggau sebesar 843 ton, Pagaralam sebesar 843 ton dan Muratara sebesar 1.209 ton.
Sedangkan pupuk NPK di Kabupaten OKU sebesar 5.768 ton, OKI sebesar 25.088 ton, Muara Enim sebesar 8.109 ton, Lahat sebesar 11.223 ton, Musi Rawas sebesar 7.419 ton, Musi Banyuasin sebesar 9.304 ton, Banyuasin sebesar 44.499 ton, OKU Selatan sebesar 27.049 ton.
Selanjutnya OKU Timur sebesar 32.543 ton, Ogan Ilir sebesar 5.557 ton, Empat Lawang sebesar 6.212 ton, Pali sebesar 1.439 ton, Palembang sebesar 751 ton, Prabumulih sebesar 20 ton, Lubuk Linggau sebesar 631 ton, Pagaralam sebesar 1.878 ton dan Muratara sebesar 1.243 ton. (K64)