Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menutup Tahun 2022, NTP Sumbar Malah Turun

Penyebab turunnya NTP pada penutupan tahun 2022 itu adanya kenaikan indeks harga yang diterima petani hanya sebesar 0,10 persen.
Petani tengah menyemprot tanaman padi di sawah Desa Aur Duri Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Minggu (25/12/2022)./Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Petani tengah menyemprot tanaman padi di sawah Desa Aur Duri Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Minggu (25/12/2022)./Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG — Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di 11 kabupaten di Sumatra Barat pada Desember 2022, untuk Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan dibanding November 2022 sebesar 0,66 persen, yaitu dari 111,14 menjadi 110,41.

Kepala BPS Provinsi Sumbar Herum Fajarwati menjelaskan penyebab turunnya NTP pada penutupan tahun 2022 itu, adanya kenaikan indeks harga yang diterima petani hanya sebesar 0,10 persen, begitu juga dengan indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,76 persen.

"Jadi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP Desember 2022 pada tiga subsektor mengalami peningkatan, yakni hortikultura, peternakan, dan perikanan," jelas Herum dalam data BPS, Rabu (4/1/2023).

Dia mengatakan untuk masing-masing subsektor itu yakni subsektor hortikultura sebesar 2,69 persen, subsektor peternakan sebesar 2,30 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,11 persen.

Sedangkan subsektor tanaman pangan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,12 persen dan 2,68 persen.

Herum menyampaikan melihat pada indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan petani.

Pada Desember 2022 terjadi peningkatan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,10 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 127,72 menjadi 127,85.

Menurutnya peningkatan nilai It diakibatkan oleh naiknya nilai It pada empat subsektor, yakni subsektor tanaman pangan (0,73 persen), subsektor hortikultura (3,47 persen), subsektor peternakan (2,65 persen), dan subsektor perikanan (0,53 persen).

"Untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat tercatat mengalami penurunan sebesar 1,95 persen," katanya.

Sementara melihat pada sisi indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Desember 2022 indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,76 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 114,92 menjadi 115,80.

Peningkatan nilai Ib disebabkan oleh naiknya nilai Ib pada semua subsektor, yakni subsektor tanaman pangan (0,85 persen), subsektor hortikultura (0,76 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,75 persen), subsektor perikanan (0,42 persen), dan subsektor peternakan (0,34 persen).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper