Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Telur dan Cabai Naik di Sumut, Pemprov Lakukan Sidak

Pemprov Sumut akan melakukan upaya-upaya penanggulangan tingginya harga komoditas pangan seperti telur, cabai merah dan bawang merah.
Pedagang merapikan bawang merah jualannya di Pasar Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (27/6/2022). ANTARA FOTO/Jojon
Pedagang merapikan bawang merah jualannya di Pasar Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (27/6/2022). ANTARA FOTO/Jojon

Bisnis.com, MEDAN - Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatra Utara (Pemprov Sumut) Naslindo mengungkapkan bahwa pemerintah akan melakukan upaya-upaya penanggulangan tingginya harga komoditas pangan seperti telur, cabai merah dan bawang merah.

"Jadi memang kita mau memastikan dari hulu sampai hilir ya. Dari hulu tentu dari sisi produksi. Ya kan ada beberapa komoditas yang sekarang ini naik, tapi sebenarnya kita surplus," ucap Naslindo di Medan, Senin (12/12/2022).

Ia mencontohkan komoditas yang sejatinya surplus, tapi malah mengalami kenaikan harga, yaitu telur.

"Telur itu kita surplus ya. Tadi kita mengecek salah satu distributor telur yang cukup besar di Sumatra Utara ya. Nah, ternyata mereka itu pendistribusiannya Kota Medan, Aceh, Batam dan Jakarta," tambahnya. 

Naslindo mengungkap jika telur didistribusikan di Sumut, maka secara umum pastilah harga telur akan turun. Karena mekanisme pasar akan berlaku, banyak barang, maka harga akan turun.

"Saya hitung tadi selisih dari mereka ambil dari peternak-peternak telur itu dan yang mereka jual. Selisih yang mereka jual dengan harga di pasar kan ada sekitar Rp200. Jadi disparitasnya itu Rp200 per 1 butir telur," kata Naslindo. 

Inilah yang diminta oleh Pemprov Sumut kepada perusahaan-perusahaan penghasil komoditas pangan di wilayah Sumut seperti telur, hendaknya lebih dahulu memenuhi kebutuhan lokal. Penuhi dalam pengertian sampai jenuh. Kalau jenuh, artinya harga bisa lebih turun lagi. Karena, sambung Naslindo, evaluasi harga sekarang dibanding harga sebelumnya sudah cukup tinggi.

"Kalau untuk komoditas cabai merah, sama. Cabai kita surplus tapi sekarang lagi naik harganya karena produksi khusus di bulan Desember ini memang berkurang. Musim hujan ini mempengaruhi produksi. Tanah itu keasamannya menjadi tinggi, ini berpengaruh pada nutrisi cabainya menjadi rendah, sehingga produksi akan menurun," tuturnya.

Sedangkan, sambungnya lagi, cabai merah yang sudah siap dipanen akan cepat membusuk. 

Naslindo mengatakan langkah pertama yang akan dilakukan Pemprov dalam mengontrol peningkatan harga komoditas pangan adalah dengan melakukan sidak. 

"Jangan sampai ada upaya upaya untuk menimbun. Atau tadi itu, jangan sampai mereka tergoda dengan disparitas harga antar wilayah itu, jenuhkan dulu. Ada kewajiban moral daerah, karena diproduksi di sini," tambahnya.

Yang kedua, sambung Naslindo, Pemrov akan melakukan operasi pasar. Baik yang sedang berlangsung maupun yang akan dilakukan, dan itu akan berlangsung hingga akhir tahun.

"Yang ketiga, kita juga sedang menjajaki ke daerah Brebes, kita lihat memungkinkan gak kalau kita ambil bawang merah. Selain itu, saya juga kontak dengan daerah Sumatra Barat, dari Solok, Limapuluh Kota, untuk memungkinkan penyediaan cabai merah. Kalau memang perlu, kita datangkan cabai dari sana," jelas Naslindo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ade Nurhaliza
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper