Bisnis.com, PALEMBANG -- Sumatra Selatan tercatat kembali mengalami deflasi pada November 2022, yakni sebesar 0,06 persen.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (BPS Sumsel) laju penurunan indeks harga konsumen (IHK) itu telah terjadi selama dua bulan berturut-turut di pengujung tahun 2022.
Kepala BPS Sumsel Zulkipli mengatakan upaya pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi yang kadung tinggi pada beberapa bulan sebelumnya patut diapresiasi.
"Kondisi Sumsel dari bulan ke bulan sudah lebih baik jika dibandingkan nasional," katanya, Kamis (1/12/2022).
Dia memaparkan bahwa penyebab deflasi di Sumsel lantaran harga cabai merah turun 17,68 persen dan ikan mujair turun 2,47 persen. Begitu pula untuk harga tarif angkutan udara turun 4,66 persen.
"Inilah yang menyebabkan kelompok bahan makanan,minuman dan tembakau alami deflasi cukup tajam," katanya.
Meski inflasi selama dua bulan terakhir melandai, namun BPS tetap mengingatkan bahwa pemerintah masih perlu mewaspadai gejolak harga di komoditas pangan, terutama untuk beras.
Zulkipli mengemukakan bahwa beras masih menjadi penyumbang inflasi di Sumsel, bahkan diperkirakan sampai pengujung tahun beras akan tetap jadi kontributor inflasi.
"Walaupun kita tahu sudah ada upaya untuk perbaiki tata niaga beras, namun dari Januari sampai November masih alami kenaikan," katanya.
Dia menambahkan bahwa laju inflasi Sumsel secara tahun ke tahun (year on year) juga tergolong masih tinggi dan di atas nasional, yakni sebesar 5,87 persen. Begitu pula secara kumulatif, Sumsel masih tercatat inflasi sebesar 5,43 persen hingga November 2022.