Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Inflasi, BI Sumsel Kembangkan Budi Daya Ikan Lele di Prabumulih

Bank Indonesia Sumsel bekerja sama dengan Pemerintah Kota Prabumulih untuk mengembangkan budidaya ikan lele sebagai upaya pengendalian inflasi di daerah itu.
Walikota Prabumulih Ridho Yahya (dari kanan) bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Erwin Soeriadimadja meninjau kolam budidaya ikan lele di Kota Prabumulih. istimewa
Walikota Prabumulih Ridho Yahya (dari kanan) bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Erwin Soeriadimadja meninjau kolam budidaya ikan lele di Kota Prabumulih. istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG — Bank Indonesia Sumatera Selatan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Prabumulih untuk mengembangkan budi daya ikan lele sebagai upaya pengendalian inflasi di daerah itu.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan (BI Sumsel), Erwin Soeriadimadja, mengatakan budi daya ikan lele itu akan dilakukan oleh 15 kelompok pembudidaya ikan lele yang tersebar di 15 kecamatan di Kota Prabumulih.

"Sektor perikanan memegang peran penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta ketahanan pangan di daerah," katanya, Kamis (20/10/2022).

Erwin memaparkan bank sentral mengembangkan program yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) itu dengan penyerahan berbagai dukungan, salah satunya 257.000 bibit ikan lele dan 43.000 kilogram pakan ikan.

Dia menilai budi daya ikan lele memiliki potensi untuk dapat terus dikembangkan, mengingat modal usaha tidak besar, mudah dikuasai masyarakat dan potensi pemasarannya yang luas.

Dari data yang dihimpun BI Sumsel, rata-rata hasil produksi perikanan tangkap dan budi daya di Sumsel sekitar 79.000 ton, dengan konsumsi rata-rata sekitar 29.000 ton per hari.

Oleh karena itu, Erwin menilai bahwa masih terdapat potensi yang dapat dioptimalkan sebagai peluang usaha baik melalui pengembangan UMKM pengolahan hasil budidaya hingga perluasan pasar agar hasil budidaya dapat terserap di masyarakat," katanya.

"Terpenting, kami berharap pengembangan sektor perikanan dapat mendukung pengendalian inflasi pangan (GNPIP) di daerah," kata Erwin.

Tidak hanya di sektor perikanan, BI juga memberikan bantuan enam unit mesin dekortikator atau mesin pengolahan daun nanas kepada kelompok tani di Kota Prabumulih.

Sebagaimana diketahui, komoditas nanas merupakan salah satu komoditas unggulan di Kota Prabumulih. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, produksi nanas di Kota Prabumulih mencapai 1.968,6 ton. Peluang ekspor ke negara lain juga terbuka sebagaimana telah dirintis oleh kelompok tani di Prabumulih sejak 2021.

"Hal ini yang mendorong BI untuk masuk sebagai pendekatan baru dalam memperkuat sumber baru pertumbuhan ekonomi daerah," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper