Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Indarung I Semen Padang Dipersiapkan jadi Museum

Pabrik Indarung I merupakan tonggak sejarah. Bisa juga menambah kawasan Cagar Budaya di Padang dan untuk Pabrik Indarung I bisa jadi objek wisata.
Petugas Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Padang melakukan verifikasi lapangan terkait kondisi Pabrik Indarung I milik PT Semen Padang, Sumatra Barat, Sabtu (24/9/2022)/Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Petugas Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Padang melakukan verifikasi lapangan terkait kondisi Pabrik Indarung I milik PT Semen Padang, Sumatra Barat, Sabtu (24/9/2022)/Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG — PT Semen Padang bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Padang, Sumatra Barat, tengah melakukan verifikasi Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo milik PT Semen Padang menjadi cagar budaya.

Kasi Cagar Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Marshalleh Adaz, mengatakan, Pabrik Indarung I merupakan tonggak sejarah pembangunan.

"Jadi Pabrik Indarung I ini sudah beroperasi pada tahun 1910 silam. Sekarang memang pabrik ini tidak beroperasi lagi, tapi dari segi bentuk dan kerangka mesin masih terlihat kokoh untuk sebuah barang yang berusia sudah lebih seabad ini," katanya, Minggu (25/9/2022).

Menurutnya dari hasil verifikasi Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) bila Pabrik Indarung I resmi menjadi Cagar Budaya tingkat Kota Padang, dan setelah itu diupayakan ke tingkat provinsi, nasional, dan bahkan ditargetkan menjadi warisan dunia UNESCO, Pabrik Indarung I sangat tepat dijadikan kawasan museum.

"Keberadaan Pabrik Indarung I menjadi Cagar Budaya nantinya. Akan menambah kawasan Cagar Budaya di Padang dan untuk Pabrik Indarung I bisa jadi objek wisata, terutama seputar sejarah pabrik semen tertua di Asia Tenggara ini," ujarnya.

Marshalleh Adaz menyebutkan melalui adanya museum di Pabrik Indarung I ini, maka secara tidak langsung telah memberikan edukasi kepada generasi muda era milenial bahwa pabrik semen tertua itu ada di Kota Padang.

"Jadi sejauh ini dalam rencana model museumnya itu, setia pengunjung diberikan informasi terkait operasional Pabrik Indarung I model dulu itu seperti apa. Intinya menceritakan proses memproduksi semen," jelasnya.

Selain itu di dalam museum itu, juga perlu menyampaikan bahwa peran Pabrik Indarung I milik PT Semen Padang itu sangat berarti di zaman dulu itu. Seperti benteng pertahanan yang dibangun di Padang, menggunakan semen dari Semen Padang.

Artinya kekuatan semen dari Semen Padang sudah teruji kualitasnya sejak dulu. Buktinya ada sekitar 60 titik benteng pertahanan yang ada di Padang ini, bangunan semen masih terlihat kokoh.

Sebut saja di kawasan Gunung Padang, Gunung Pangilun, Pantai Pasie Jambak, Ulak Karang, dan puluhan titik benteng pertahanan lainnya.

"Nah sejarah ini perlu digemakan, agar generasi muda tahu. Makanya saya berharap, upaya bersama menjadikan Pabrik Indarung I menjadi Cagar Budaya hingga menjadi warisan dunia UNESCO dapat terwujud," harap Marshalleh Adaz.

Terkait PLTA Rasak Bungo, kata Marshalleh Adaz, juga patut digemakan sejarahnya. Begitu pun soal keberadaan PLTA Rasak Bungo ternyata lebih dulu ada dari Pabrik Indarung.

"PLTA Rasak Bungo itu berdiri 1908. Kalau Pabrik Indarung I 1910. Bedanya PLTA Rasak Bungo bisa dioperasikan untuk memasok listrik untuk operasional pabrik. Kalau Pabrik Indarung I memang sudah beroperasi lagi," jelasnya.

Anggota Tim Pendaftaran Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo Cagar Budaya, Nurita Handayani, menambahkan, untuk tahapan pendaftaran sudah dilakukan dan dokumen juga sudah diserahkan.

Sementara kini TACB Padang melakukan tahapan verifikasi untuk tambahan dokumen sebagai rekomendasi penetapan Pabrik Indarung I Cagar Budaya tingkat Kota Padang.

"Jadi endingnya Pabrik Indarung I ini akan revitalisasi. Tapi bagaimana lebih lanjutnya, kita tunggu hasil penetapan," sebut Nurita yang juga karyawan PT Semen Padang.

Dia menyampaikan memang tujuan nantinya menjadikan Pabrik Indarung I sebagai objek wisata, tempat edukasi, dan mungkin penelitian terkait teknologi pabrik di era 1910.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper