Bisnis.com, PADANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat memastikan masyarakat di daerah itu telah matang soal mitigasi bencana.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Sumbar Rumainur mengatakan edukasi soal mitigasi bencana di Sumbar telah lama dimulai dan masih berlangsung hingga kini, dan kegiatan tersebut telah sampai ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
"Soal mitigasi bencana di Sumbar, saya pastikan masyarakat sudah siap dan mengerti apa yang akan dilakukan jika terjadi gempa yang disusul tsunami," katanya kepada Bisnis di Padang, Senin (12/9/2022).
Pernyataan ini menyikapi bencana gempa yang sering terjadi akhir-akhir ini di Sumbar, dengan pusat gempa berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang menyimpan potensi terjadi tsunami.
Rumainur menegaskan melihat pada kondisi di Mentawai, terlihat masyarakat melakukan evakuasi secara mandiri, tanpa diperintah, tanpa dikomandoi, dan telah tahu tempat evakuasi yang dituju.
Begitu pun enam kabupaten dan kota lainnya di Sumbar yang berada di daerah pesisir pantai, juga dipastikan telah memiliki pemahaman dalam mitigasi bencana tersebut.
Baca Juga
"Kita di Sumbar ini ada tujuh daerah di pesisir pantai, seperti di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Padang, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kabupaten Padang Pariaman. Ketujuh daerah ini telah lama dilakukan edukasi mitigasi bencananya," tegas dia.
Dikatakannya mitigasi bencana yang dilakukan di Sumbar ini telah dimulai di jejeng pendidikan, perkantoran, hingga ke masyarakat umum. Hal ini dianggap penting, karena Sumbar merupakan gudang bencana, serta memiliki potensi sebagai daerah yang bakal terjadi tsunami.
"Bencana tsunami ini kita tidak tahu kapan akan terjadi. Tapi soal gempa bumi, memang sering terjadi. Mentawai merupakan daerah yang cukup sering menjadi pusat gempa di Sumbar," ujarnya.
Untuk itu, pemerintah melalui BPBD di masing-masing daerah konsisten melakukan sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana.
Rumainur menyebutkan dengan telah matangnya pemahaman masyarakat soal mitigasi bencana itu, juga turut didukung adanya tempat evakuasi atau salter.
"Salter di sini bukan hanya bangunan yang disiapkan khusus untuk tempat evakuasi. Tapi merupakan tempat yang memiliki ketinggian, bisa itu bangunan perkantoran, hotel, dan masjid. Perbukitan juga bisa dijadikan salter," sebutnya.
Di Kota Padang misalnya, ada sekitar 100 lebih tempat evakuasi. Dari 100 tempat itu, yang benar-benar bangunan selter berjumlah 6-7 unit yang berdiri di kawasan dekat dari pantai.
Sementara di Mentawai, memang tidak ada bangunan selter yang didirikan. Tapi tempat evakuasi lebih diarahkan ke perbukitan, karena perbukitan lebih mudah di akses oleh masyarakat setempat.
"Melihat gempa magnitudo 6,1 pada Minggu (11/9) pagi kemarin itu, saya senang, masyarakat langsung bergerak melakukan evakuasi ketika gempa sudah berhenti. Cuma hal yang diharapkan adalah perlu dibuatkan jalan untuk memudahkan masyarakat mendaki bukit," tutupnya.