Bisnis.com, PEKANBARU -- PT Pembangkit Jawa Bali Unit Bisnis Jasa Operational and Maintenance (PJB UBJOM) PLTU Tenayan menyatakan saat ini pihaknya sudah memasok sekitar 30 persen kebutuhan daya listrik di wilayah Riau.
Spv S. Sekretariat dan Umum atau Kepala Humas PJB UBJOM PLTU Tenayan, Dimas Satriyo Hutomo menjelaskan pihaknya sudah mulai memasok daya listrik di wilayah Riau dan masuk ke dalam interkoneksi Sumatra sejak 2016 lalu.
"PLTU Tenayan dengan besaran daya 2x 110 MW mulai dibangun sejak 2013 dan rampung pembangunannya di 2016. Setelah itu masuk tahap uji coba hingga serah terima dari kontraktor pembangunan sampai beroperasi penuh di 2017 lalu. Kini kami memasok 70 persen kebutuhan listrik Pekanbaru, atau 30 persen listrik di Provinsi Riau," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (23/8/2022).
Menurutnya sejak diawal pembangunan pembangkit dari kontraktor China, sudah dilakukan transfer teknologi dan transfer pengetahuan kepada sumber daya manusia lokal, hingga sejak 2018 lalu seluruh teknisi dari kontraktor negeri Tirai Bambu itu pulang ke negara asal dan kini PLTU Tenayan dioperasikan penuh oleh SDM dalam negeri dan lokal.
Bahkan untuk operasional pembangkit, PJB melalui anak perusahaannya PJB Services (PJBS) telah merekrut sekitar 159 orang karyawan tempatan asal Riau, dan hingga kini mampu mengoperasikan jalannya pembangkit untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan daerah itu.
Dia meyakini dengan kontribusi positif dari energi listrik yang dihasilkan perseroan, akan mendorong tumbuhnya aktivitas perekonomian di wilayah Riau, terutama pengembangan Kawasan Industri Tenayan yang lokasinya tidak jauh dari pembangkit tersebut.
Baca Juga
"Kami meyakini wilayah ini akan berkembang dalam 10 tahun kedepan, sesuai roadmapnya dari pemerintah daerah dan pengelola KIT akan menjadi pusat industri dan manufaktur yang maju termasuk kawasan perakitan otomotif," ujarnya.
Di kesempatan terpisah, Gubernur Riau Syamsuar menyatakan memang saat ini pemda mendukung semua pihak terkait ketenagalistrikan, untuk mendorong masuknya investor ke kawasan industri.
"Dengan dukungan pasokan listrik yang andal diharapkan dapat menarik investor sehingga bisa mendorong lagi tumbuhnya industri menengah dan besar di Provinsi Riau," ujarnya.
Syamsuar menyebutkan realisasi investasi Provinsi Riau pada triwulan Il 2022, mencapai Rp20,7 triliun atau meningkat 88,3 persen, jika dibandingkan triwulan II 2021, yaitu Rp10,99 triliun. Capaian investasi Rp20,7 triliun tersebut, terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) Rp8,3 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp12,4 triliun.
Dengan pencapaian tersebut, selama periode Januari-Juni 2022 telah mencapai Rp44,4 triliun atau 73,4 persen terhadap target tahunan yang telah ditetapkan senilai Rp60,46 triliun.
Dari capaian itu, Syamsuar menilai perencanaan penyediaan energi khususnya energi listrik harus selalu mengakomodir perkembangan kebutuhan industri dan kawasan industri.