Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian Sumut Tumbuh 4,33 Persen pada Semester I/2022

Perekonomian Sumatra Utara (Sumut) tumbuh 4,33 persen (c-to-c) pada Semester I/2022 terhadap Semester I/2021.
Perekonomian Sumatra Utara (Sumut) tumbuh 4,33 persen (c-to-c) pada Semester I/2022 terhadap Semester I/2021. Ilustrasi - Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Perekonomian Sumatra Utara (Sumut) tumbuh 4,33 persen (c-to-c) pada Semester I/2022 terhadap Semester I/2021. Ilustrasi - Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, MEDAN - Perekonomian Sumatra Utara (Sumut) tumbuh 4,33 persen (c-to-c) pada Semester I/2022 terhadap Semester I/2021.

Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 9,16 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dialami Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 12,34 persen.

"Secara c-to-c, ekonomi Sumut di Semester I/2022 terhadap Semester I/2021 mengalami pertumbuhan 4,33 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Nurul Hasanudin melalui keterangan resmi, Jumat (5/8/2022).

Lebih lanjut, pada Semester I/2022, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan, yaitu sebesar 9,16 persen. Lapangan usaha yang memiliki peran penting terhadap perekonomian Sumut adalah Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh sebesar 5,13 persen.

Kemudian Lapangan Usaha Industri Pengolahan menyusul dengan 1,36 persen, Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 6,28 persen, dan Lapangan Konstruksi sebesar 2,65 persen.

Nurul menambahkan, pandemi Covid-19 memberi dampak signifikan pada beberapa lapangan usaha. Namun, seiring upaya pemulihan yang masih berlangsung, pertumbuhan ekonomi secara c-to-c sudah tumbuh positif sejak 2022.

Hal itu terlihat dari Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang tumbuh sebesar 5,36 persen, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan tumbuh sebesar 9,16 persen, Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh sebesar 7,83 persen, dan Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi tumbuh sebesar 7,48 persen.

Pertumbuhan juga terjadi hampir pada semua komponen pengeluaran, kecuali Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang terkontraksi sebesar 0,82 persen.

Sementara itu, pertumbuhan tertinggi dialami Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 12,34 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 4,83 persen.

Lalu Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,12 persen dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,99 persen, serta Komponen Impor Barang dan Jasa tumbuh 13,23 persen.

Sebelumnya, perekonomian Sumut tumbuh sebesar 4,70 persen secara year on year (yoy) pada Triwulan II/2022. Jika dibandingkan Triwulan I/2022 lalu, pertumbuhannya tercatat 2,56 persen.

Berdasar catatan BPS Sumut, terdapat berbagai jenis lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan, baik dari sisi produksi maupun pengeluaran pada Triwulan II/2022.

"Pertumbuhan ekonomi Triwulan II/2022 ini tercatat sebesar 4,70 persen secara year on year [yoy]," ujar Nurul Hasanudin.

Berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), perekonomian Sumut pada Triwulan II/2022 atas dasar harga berlaku mencapai Rp235,18 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp142,51 triliun.

Dari sisi produksi, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi di Sumut pada Triwulan II/2022 adalah Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan. Pertumbuhannya tercatat mencapai 12,10 persen (yoy).

Lapangan usaha yang memiliki peran penting terhadap perekonomian Sumut adalah Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang tumbuh sebesar 5,25 persen.

Disusul Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 2,04 persen, kemudian Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 6,74 persen serta Lapangan Usaha Konstruksi sebesar 2,80 persen.

Sejak Triwulan II/2021 lalu, hampir seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif, tidak terkecuali pada lapangan usaha yang terdampak signifikan oleh pandemi Covid-19. Beberapa di antaranya adalah Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang tumbuh sebesar 6,62 persen, Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi tumbuh sebesar 7,59 persen, serta Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh sebesar 7,87 persen.

Kemudian dari sisi pengeluaran, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Komponen Ekspor Barang dan Jasa, yakni sebesar 12,07 persen (yoy), diikuti Komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 5,93 persen, Komponen PK-RT tumbuh sebesar 4,64 persen serta Komponen PMTB tumbuh sebesar 2,12 persen.

Di sisi lain, Komponen PK-P mengalami kontraksi sebesar 0,21 persen, sedangkan Komponen Impor Barang dan Jasa merupakan komponen pengurang dalam PDRB mengalami pertumbuhan sebesar 10,81 persen.

"Kalau kita melihat trennya selama dua tahun ini, kalau konklusi secara nasional ada tren pemulihan ekonomi yang cukup baik setelah masa pandemi," kata Nurul.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper