Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Sawit Petani di Tapanuli Selatan Rp500 per Kg, Terparah Sepanjang Sejarah

Di kabupaten ini, Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit petani hanya dihargai Rp500 per kilogram. Harganya tercatat paling murah sepanjang sejarah.
Ilustrasi / Istimewa
Ilustrasi / Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Petani kelapa sawit di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, mengalami masa-masa paling sulit sejak beberapa waktu belakangan.

Di kabupaten ini, tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani hanya dihargai Rp500 per kilogram. Harganya tercatat paling murah sepanjang sejarah.

"Setahu saya ini yang paling murah. Sebelumnya tidak pernah sampai Rp500 per kilogram," kata petani sawit swadaya di daerah tersebut, Ade Wira, kepada Bisnis.

Kebun sawit milik Ade berada di Mosa Julu, Desa Gunung Baringin, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Ade sudah memulai bisnis kelapa sawit ini sejak 2011 silam.

Selama ini, Ade dibantu oleh lima orang pemanen. Namun sudah sejak dua pekan mereka berhenti beroperasi.

Penyebabnya tak lain karena harga TBS kelapa sawit anjlok sehingga tidak menutupi biaya operasional maupun produksi. Di sisi lain, banyak Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang tidak lagi menampung TBS kelapa sawit karena stok Crude Palm Oil (CPO) dalam tangki sudah penuh.

"Saya biasa panen tiap minggu. Tapi ini sudah sekitar dua minggu saya tidak panen karena itu. Agen juga sudah tidak mau beli lagi karena banyak pabrik tidak menampung lagi," katanya.

Menurut Ade, harta TBS kelapa sawit di tingkat petani sempat menyentuh Rp3.600 per kilogram. Tepatnya sebelum Ramadan 1443 hijriah. Namun harganya merosot setelah pemerintah menerapkan larangan ekspor CPO.

Walau larangan itu sudah dicabut, harga TBS kelapa sawit justru tetap merosot hingga Rp700 per kilogram. Tragisnya, harga tersebut masih tetap turun bahkan Rp500 per kilogram.

"Kalau harganya terus-terusan seperti ini, masyarakat nanti tidak punya penghasilan. Untuk kebutuhan sehari-hari, untuk sekolah anak," katanya.

Tak hanya itu, anjloknya harga kelapa sawit juga dikhawatirkan memicu peningkatan angka kriminalitas di tengah masyarakat. Sebab, menurut Ade, banyak yang menggantungkan penghasilannya di sektor tersebut.

"Warga kampung situ juga mengharapkan dari panen sawit. Makanya kalau kondisi seperti ini bisa memicu penyakit masyarakat seperti mencuri dan segala macam," ujar Ade.

Senasib dengan Ade, petani lainnya juga terpaksa harus berhenti panen kelapa sawit akibat kondisi yang berlangsung saat ini.

Menurut petani sawit asal, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan Muhammad Iqbal Harahap, harga TBS kelapa sawit di daerah tersebut terus-terusan merosot.

Setelah sejak beberapa waktu lalu anjlok ke Rp700 per kilogram, harga TBS kelapa sawit kini kembali terjun bebas menjadi Rp500 per kilogram. Menurut Iqbal, ini merupakan harga terendah yang pernah dialami mereka.

"Kalau tidak salah ini memang yang paling rendah. Sebelumnya tidak pernah Rp500 per kilogram," kata Iqbal kepada Bisnis.

Menurut Iqbal, penurunan harga TBS kelapa sawit terjadi tatkala harga pupuk justru masih melambung tinggi.

Kondisi itu menyebabkan petani kebun kelapa sawit swadaya di daerah tersebut gigit jari dan terpaksa berhenti panen. Sebab, harga TBS tidak mampu mencukupi biaya operasional dan produksi.

"Terpaksa berhenti panen. Anggota kurang gaji, upah panen. Pupuk masih mahal sementara harga turun," ujarnya.

Semasa normal, kata Iqbal, harga TBS kelapa sawit masih dihargai Rp2.500 - Rp3.000 per kilogram di tingkat petani. Namun sehari setelah pemerintah menerapkan larangan ekspor CPO beberapa waktu lalu, harganya langsung rontok Rp1.500 per kilogram.

Menurut Iqbal, penurunan harga berdampak serius bagi mereka. Apalagi kala itu menjelang Lebaran Idulfitri 1443 Hijriah.

"Dua minggu sebelum Lebaran itu harganya masih Rp2.000-an per kilogram," kata Iqbal.

Tak sampai di situ, harga TBS kelapa sawit di Kabupaten Tapanuli Selatan terus merosot hingga akhirnya sampai Rp700 per kilogram. Kondisi ini berlangsung selepas Lebaran.

"Kami rugi sekali. Sebenarnya kalau dari hitungannya, paling tidak harganya harus Rp1.500 per kilogram, itu baru bisa. Kemudian kalau bisa harga pupuk jangan mahal kali," ujar Iqbal.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Pemprov Sumatra Utara Zulkifli Annoor Hasibuan mengungkapkan bahwa harga TBS kelapa sawit di Sumatra Utara sampai saat ini masih rendah dibanding harga normal sebelumnya.

TBS kelapa sawit di tingkat petani dihargai sekitar Rp600 - Rp1.000 per kilogram. Sedangkan di tingkat PKS harganya Rp1.200 - Rp1.600 per kilogram.

Harga TBS kepala sawit terendah ada di Kabupaten Tapanuli Selatan. Harganya bahkan sempat menyentuh Rp500 per kilogram di tingkat petani.

Sedangkan tertinggi di Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Labuhan Batu Utara. Harganya sekitar Rp1.000 - Rp1.200 per kilogram di tingkat petani.

"Sudah kurang lebih sebulan ini," kata Zulkifli.

Untuk pekan ini, tepatnya mulai Rabu (14/7/2022) hingga Selasa (19/7/2022), Dinas Perkebunan Pemprov Sumatra Utara menetapkan harga TBS kelapa sawit dari pohon berusia 10-20 tahun senilai Rp1.735,37 per kilogram.

Harganya naik Rp91,20 per kilogram dibanding pekan lalu yang ditetapkan senilai Rp1.644,17 per kilogram.

Berikut daftar harga rata-rata TBS kelapa sawit di Sumatra Utara pada Rabu (13/7/2022):

1. Kabupaten Langkat = Rp800 per kilogram

2. Kabupaten Deli Serdang = Rp900 per kilogram

3. Kabupaten Serdang Bedagai = Rp1.110 per kilogram

4. Kabupaten Simalungun = Rp1.100 per kilogram

5. Kabupaten Batu Bara = Rp950 per kilogram

6. Kabupaten Asahan = Rp1.000 per kilogram

7. Kabupaten Labuhan Batu Utara = Rp1.000 per kilogram

8. Kabupaten Labuhan Batu = Rp1.050 per kilogram

9. Kabupaten Labuhan Batu Selatan = Rp1.040 per kilogram

10. Kabupaten Padang Lawas Utara = Rp1.010 per kilogram

11. Kabupaten Padang Lawas = Rp1.305 per kilogram

12. Kabupaten Tapanuli Selatan = Rp1.040 per kilogram

13. Kabupaten Tapanuli Tengah = Rp1.035 per kilogram

14. Kabupaten Mandailing Natal = Rp900 per kilogram

15. Kabupaten Pakpak Bharat = Rp850 per kilogram

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper