Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir berkomitmen untuk menurunkan angka prevalensi stunting.
Salah satunya yakni dengan mencegah stunting sejak hulu melalui program Cegah Stunting dan Tingkatan Kualitas Keluarga dengan Terencana atau (Canting Kencana).
Kepala Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Ogan Komering Ilir (DPPKB OKI), M. Lubis, mengatakan Canting Kencana merupakan program kolaborasi antara Pemkab OKI dengan Kementerian Agama.
“Program itu untuk mendampingi para calon pengantin agar mendapat pendampingan masalah kesehatan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mencegah stunting sejak awal,” katanya, Rabu (24/5/2022).
Lubis menerangkan bahwa tim pendamping keluarga terdiri dari kader keluarga, bidan, Kader PKK, Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertugas memberikan konsultasi hingga pengecekan kesehatan calon pengantin.
"Canting Kencana merupakan inovasi DPPKB OKI untuk mencegah kelahiran stunting dan tingkatan kualitas keluarga terencana bahkan sampai dengan rujukan Elsimil (elektronik siap nikah dan siap hamil),” paparnya.
Lubis mengatakan terdapat 602 tim pendamping keluarga dengan 1.806 personel yang bertugas mendata keluarga yang berisiko stunting di Kabupaten OKI.
Wakil Bupati OKI M. Dja'far Shodiq mengatakan perlu upaya bersama untuk menurunkan stunting.
“Upaya percepatan penurunan stunting akan lebih mudah tercapai dengan cara kolaborasi,” ujarnya.
Sementara itu Koordinator Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKN, Evi Silviani, mengatakan dalam Perpres 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
Pencegahan stunting menjadi prioritas program nasional untuk menurunkan presentase stunting di angka 14% sampai dengan tahun 2024.
"Guna mencegah terjadinya kelahiran stunting akan ada kerjasama yang holistik bersama KUA dan puskesmas untuk memberikan pendampingan kepada calon pengantin dan pasangan muda subur untuk penyiapan kehidupan berkeluarga yang terencana dan berkualitas,” ujarnya.