Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Antisipasi yang Dilakukan Pemprov Sumut untuk Mencegah Karhutla Tahun Ini

Pada 2021 lalu, total 396,3 hektare hutan dan lahan di Sumatra Utara mengalami kebakaran. Luas itu terdiri atas 102 hektare kawasan hutan dan 193,3 hektare lahan masyarakat.
Ilustrasi kebakaran hutan - Antara
Ilustrasi kebakaran hutan - Antara

Bisnis.com, MEDAN - Pada 2021 lalu, total 396,3 hektare hutan dan lahan di Sumatra Utara mengalami kebakaran. Luas itu terdiri atas 102 hektare kawasan hutan dan 193,3 hektare lahan masyarakat.
 
Pada tahun ini, tidak ada inovasi yang dilakukan Pemprov Sumatra Utara untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Antisipasi yang dilakukan relatif sama dengan penanganan tahun lalu.
 
Menurut Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Sumatra Utara Herianto, pihaknya akan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak. Khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla).
 
"Hampir sama dengan yang dilakukan di tahun 2021, hanya kerja sama dan koordinasi lebih ditingkatkan khususnya BPBD dan Brigdalkarhutla," kata Herianto kepada Bisnis, Rabu (18/5/2022).
 
Pada 2021 lalu, terdapat beberapa daerah yang memiliki titik panas alias hotspot terbanyak di Sumatra Utara. Antara lain Kabupaten Labuhan Batu Utara sebanyak 34 titik seluas 117,5 hektare, kemudian Kabupaten Karo sebanyak 50 titik seluas 40 hektare dan Kabupaten Dairi sebanyak 47 titik seluas 31 hektare. 
 
Berdasar data Dinas Kehutanan Pemprov Sumatra Utara, luas karhutla di provinsi tersebut berfluktuasi kurun tiga tahun terakhir. Pada 2019 lalu, terdapat 332 titik panas atau hotspot dan total karhutla seluas 844,75 hektare. 
 
Pada 2020, jumlah hotspot bertambah. Namun luas karhutla berkurang. Tercatat ada 763 hotspot dengan karhutla seluas 369,62 hektare. Kemudian pada 2021, jumlah hotspot yang tercatat sebanyak 635 titik. Sedangkan karhutla mencapai 396,3 hektare. 
 
Pada dasarnya, terdapat dua faktor yang menyebabkan karhutla. Keduanya adalah faktor alami dan faktor manusia. Yang dimaksud faktor alami contohnya disebabkan oleh cuaca ekstrim, petir, lahar dan musim kemarau. Sedangkan faktor manusia seperti praktik pembukaan lahan dan kelalaian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper