Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asita Minta Jokowi Buka Pintu Indonesia-Malaysia Termasuk di Pekanbaru

Ketua DPP Asita Nunung Rusmiati mengatakan sebelum pandemi jumlah wisatawan Malaysia ke Indonesia mencapai 2,9 juta dan wisatawan Indonesia ke Malaysia mencapai 3,9 juta.
Bandara Sultan Syarif Kasim II/dipenda.pekanbaru.go.id
Bandara Sultan Syarif Kasim II/dipenda.pekanbaru.go.id

Bisnis.com, PEKANBARU-- Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) meminta kepada pemerintah untuk segera membuka pintu internasional Indonesia - Malaysia karena potensi wisatanya sangat besar hingga jutaan tamu setiap tahun.

Ketua DPP Asita Nunung Rusmiati mengatakan sebelum pandemi jumlah wisatawan Malaysia ke Indonesia mencapai 2,9 juta dan wisatawan Indonesia ke Malaysia mencapai 3,9 juta.

"Saat ini baru 28 negara yang pintu internasionalnya sudah dibuka pemerintah, Malaysia belum. Kami harap Presiden Jokowi dan Menparekraf Sandi Uno memberika perhatian atas jeritan masyarakat Riau ini dan tentunya untuk perkembangan pariwisata nasional," ujarnya saat di Pekanbaru, Selasa (29/3/2022).

Dia menguraikan saat mendapatkan tamu dari Malaysia, pengurusan visanya sangat sulit bisa menghabiskan waktu 3-7 hari. Kondisi ini jelas membuat pelaku pariwisata yang ingin bergerak menjadi sangat sulit.

Menurutnya Indonesia-Malaysia sangat erat dan negara satu rumpun, serta sudah sejak lama saling mendukung dalam pengembangan sektor kepariwisataan. Terbukti dengan jumlah kunjungan wisata antar negara yang jumlahnya mencapai jutaan wisatawan tiap tahunnya.

Harapan ini menurutnya bisa segera terwujud, mengingat pemerintah juga sudah berencana menurunkan status pandemi covid menjadi endemi dalam waktu dekat.

"Memang sudah ada kedatangan tamu luar negeri dengan dibukanya 28 negara, tamu belum signifikan dibandingkan dengan membuka pintu Indonesia - Malaysia. Kami harap pintu ini bisa segera dibuka pemerintah," ujarnya.

Sebelumnya Asita Riau meminta kepada pemerintah pusat untuk segera membuka kembali penerbangan internasional dari Bandara Pekanbaru ke Kuala Lumpur dan Singapura.

Ketua Asita Riau Dede Firmansyah menjelaskan sebelum pandemi, kunjungan wisatawan internasional di Riau paling banyak dari dua negara tetangga itu, sehingga diharapkan bila pintu penerbangan kesana dibuka bisa menguntungkan bagi pelaku usaha pariwisata.

"Kami harap ini bisa diwujudkan pemerintah pusat, karena sebelum pandemi di Pekanbaru ada beberapa penerbangan internasional yang ramai penumpang seperti Pekanbaru-Kuala Lumpur, Pekanbaru-Malaka, dan Pekanbaru-Singapura. Ini harapan kami agar segera dibuka kembali," ujarnya.

Dari data Kementerian Perhubungan, saat ini ada 7 bandara yang menjadi pintu masuk kedatangan penumpang internasional yaitu Bandara Soekarno Hatta (Banten), Bandara Juanda (Jawa Timur), Bandara Ngurah Rai (Bali), Bandara Hang Nadim (Batam), Bandara Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Bandara Sam Ratulangi (Manado), dan Bandara Zainudin Abdul Majid (Lombok Tengah).

Dari 7 pintu masuk itu, 2 diantaranya adalah bandara yang berada di provinsi tetangga yaitu Kepulauan Riau. Karena itu pihaknya berharap Provinsi Riau dengan Bandara Pekanbaru juga segera mendapatkan izin sebagai bandara pintu masuk kedatangan penumpang internasional seperti yang telah ditetapkan di 7 bandara sebelumnya.

Menurutnya dengan pembukaan penerbangan internasional ke Riau, kunjungan wisatawan mancanegara dapat kembali pulih, dan paket wisata perjalanan ke dua negara tetangga itu juga bisa kembali ditawarkan ke masyarakat.

"Selama pandemi ini pariwisata di Riau sangat terpukul akibat ditutupnya penerbangan internasional terutama dari Malaysia dan Singapura. Kalau ini dibuka kami meyakini pariwisata Riau akan kembali bangkit dan kunjungan wisatawan akan meningkat," ujarnya.

Sebelumnya Gubernur Riau Syamsuar meminta kepada pemerintah pusat untuk membuka perjalanan internasional dari dan ke Provinsi Riau, khususnya perjalanan dari negara tetangga Malaysia.

"Kami berharap kasus Covid-19 di Riau segera menurun, sehingga bandara maupun pelabuhan kami bisa dibuka untuk perjalanan internasional," ujar Syamsuar.

Permintaan itu disampaikannya karena hubungan Provinsi Riau dengan Malaysia itu tidak bisa dipisahkan. Hubungan Riau ini dengan Malaysia disebut sangat erat, mulai dari hubungan kekeluargaan, persaudaraan dan bisnis, karena memang serumpun negeri Melayu.

Dia menyebutkan Malaysia mulai 1 April 2022 sudah membuka pintu masuk antarnegara. Jadi sebenarnya pihak Malaysia menurutnya sudah tidak sabar lagi mau ke Riau. Karena itu dia juga meminta kepada Menparekraf Sandi Unk untuk bisa membuka pintu masuk internasional di Bandara Pekanbaru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper