Bisnis.com, PALEMBANG – Pemprov Sumatra Selatan merekrut sebanyak 220 tenaga pendamping untuk peningkatan produksi perkebunan yang akan disebar ke 13 kabupaten/kota.
Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Herman Deru mengatakan tenaga pendamping peningkatan produksi perkebunan (TP4) tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani di sektor perkebunan.
“Tugas mereka ini berbeda dengan penyuluh pada dua dekade lalu, kami ingin penyuluh juga bisa menjembatani petani dengan pengepul sehingga bisa mendapatkan harga yang baik,” katanya saat acara pengukuhan TP4, Selasa (22/3/2022).
Deru mengatakan para tenaga pendamping itu juga diminta untuk mengubah pola pikir petani, sehingga bisa menunjang peningkatan produksi.
Menurut gubernur, petani di sektor perkebunan perlu lebih disiplin, mulai dari pemupukan hingga pola panen.
“Negara kecil bisa sukses di pertanian itu karena mereka disiplin. Kalau mau disiplin harus ada bimbingan, makanya perlu ada pendamping,” katanya.
Dia mengaku Sumsel memang masih kekurangan tenaga penyuluh pertanian. Oleh karena itu langkah perekrutan yang bersumber dari APBD Provinsi Sumsel itu telah dilakukan sejak tahun lalu.
Mulanya, kata Deru, Pemprov Sumsel telah mengangkat 1.400 tenaga penyuluh pertanian untuk sektor tanaman.
“Karena sudah terlihat dampak positifnya, kami pun menyasar sektor perkebunan. Selanjutnya saya akan mencari pendamping untuk sektor peternakan,” kata dia.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Agus Darwa mengatakan tenaga pendamping tidak fokus hanya pada satu komoditas saja, melainkan sesuai potensi daerah masing-masing.
“Misalnya, untuk di Pagaralam fokusnya di kopi dan the. Kemudian di Kabupaten Musi Banyuasin bisa mendampingi petani karet dan sawit,” katanya.
Darwa mengemukakan TP4 mayoritas berlatar belakang sarjana pertanian, namun demikian ada pula sarjana ekonomi.
Pasalnya, pihaknya menilai perlu pendamping yang bisa menggerakkan sistem perekonomian dan menjembatani petani dengan koperasi unit desa (KUD).
Menurut Darwa, petani perkebunan butuh pendamping. Bahkan, idealnya setiap desa memiliki satu penyuluh perkebunan.
“Dulu ada tenaga lepas dari pusat, tapi terbatas juga hanya 60 orang. Namun seiring perluasan areal kami merasa penyuluh semakin dibutuhkan di lapangan,” katanya.
Berdasarkan catatan Disbun Sumsel, luas areal perkebunan mencapai 3,4 juta hektare (ha) di mana sebesar 39,16 persen atau seluas 2,6 juta ha telah dimanfaatkan. Adapun status kepemilikan sebesar 70 persen merupakan perkebunan rakyat.