Bisnis.com, PADANG - Pelabuhan Laut Teluk Tapang, yang berada di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, direncanakan melakukan pengapalan perdana pada 12 April 2022 mendatang menuju China.
Kasi Lalu Lintas dan Usaha Kepelabuhan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Teluk Bayur, Joni Akhiar, mengatakan, pengapalan perdana itu nantinya akan membawa pengiriman bijih besi ekspor, dengan kapasitas 50.000 ton, dengan frekuensi ekspor satu kali dalam sebulan.
"Kapal yang akan digunakannya itu kapal MV. Pas Ocean, dengan kapasitas 55.000 gross ton," katanya, Minggu (28/2/2022).
Namun mengingat masih belum optimalnya kondisi di pelabuhan Teluk Tapang itu, khusus kapal MV. Pas Ocean tidak bisa langsung bersandar ke dermaga. Caranya, kapal tersebut harus parkir di tengah sekitar 2 KM.
Terkait pengapalan bijih besi itu, pihak dari perusahaan tidak menggunakan jalan umum. Namun membangun jalan sendiri dengan akses langsung ke Teluk Tapang sekitar 8,5 KM.
"Perusahaannya adalah PT Gamindra Mitra Kesuma. Perusahaan tambang ini memiliki ekspor langsung ke China setelah memiliki kerja sama smelter di dalam negeri," sebutnya.
Menurut Joni, adanya kabar baik soal ekspor itu, karena kadar bijih besi yang dikirim juga sudah memenuhi aturan ekspor bijih mentah, yakni kadar fe 62 persen.
Terkendala Akses ke Pelabuhan
Joni menyebutkan di Pelabuhan Teluk Tapang tersebut sebenarnya sudah memperoleh izin operasional sejak tahun 2017 lalu. Namun secara keseluruhan kondisi di pelabuhan belum memadai, sehingga belum dijalankan sebagaimana mestinya.
Dia menjelaskan kendala yang dihadapi itu adalah aktivitas pelayaran melalui pelabuhan itu belum banyak, terutama kapal angkutan barang.
Padahal target dari pemerintah untuk mengoperasikan pelabuhan Teluk Tapang itu untuk mempercepat pengapalan crude palm oil (CPO). Mengingat daerah bagian itu, memiliki produksi CPO yang besar, dan dapat memperpendek jarak angkut CPO yang selama ini ke Pelabuhan Teluk Bayur.
Selain itu, kendala lainnya yakni akses jalan darat menuju dermaga Teluk Tapang juga belum selesai.
Joni menjelaskan sampai saat ini akses jalan ke pelabuhan Teluk Tapang tersebut membutuhkan 42 KM jalan darat dari jalan utama, jalan nasional. Namun yang selesai baru sekitar 23 KM.
"Ini bukan persoalan pelabuhan dan dermaga, namun memang akses jalan belum selesai," tegasnya.
Menurutnya saat ini untuk mengakses pelabuhan tersebut lebih efisien lewat laut dari Air Bangis. Karena cara itu dapat memudahkan akses untuk menuju Teluk Tapang.
"Kini dengan akan beroperasinya pengapalan ke China itu. Akses jalan pun bisa segera diselesaikan. Dengan demikian, operasional di pelabuhan bisa lebih optimal," ungkapnya.
Dikatakannya selama ini, operasional pelabuhan Teluk Tapang lebih banyak menerima kapal-kapal perintis yang singgah. Seperti kapal Sabuk Nusantara yang datang secara berkala.
Di dermaga Pelabuhan Teluk Tapang ini memiliki panjang 120 meter, lebar 12 meter pelabuhan umum. Trestle panjang 57×8 meter dengan tipe terbuka
Perusahaan Eksportir Bijih Besi
Direktur PT Gamindra Mitra Kesuma, Kelvin mengaku merasa senang adanya kesiapan dari Pelabuhan Teluk Tapang untuk melakukan pengapalan ekspor tersebut. Karena memang perusahaan itu sudah lama menunggu momen tersebut.
”Saya merasa senang dan bersyukur sudah dapat memanfaatkan Teluk Tapang sebagai pelabuhan ekspor. Jika tidak, kami harus ke Teluk Bayur, ini jelas membutuhkan biaya yang besar," katanya.
Kelvin mengakui untuk pengapalan oleh PT Gamindra Mitra Kesuma diperkirakan cukup lama, hanya saja selama di Pelabuhan Teluk Tapang belum kunjung untuk ditingkatkan dari segi kondisi pelabuhan dan infrastruktur lainnya.
"Potensi bijih besi di areal tambang itu mencapai 7 juta ton. Kita sudah tahu soal itu. Nah baru sekarang kita bisa, dan itu akan dimulai pada 12 April 2022 mendatang," tegasnya. (k56)