Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

8.611 Orang di Sumsel Isolasi Mandiri, Didominasi Warga Palembang

Angka tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumatra Selatan (Dinkes Sumsel) per Senin (21/2/2022).
Ilustrasi pria menjalani isolasi mandiri di rumah/Freepik
Ilustrasi pria menjalani isolasi mandiri di rumah/Freepik

Bisnis.com, PALEMBANG – Sebanyak 8.611 orang di Sumatra Selatan tercatat masih menjalani isolasi mandiri lantaran terpapar Covid-19.

Angka tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumatra Selatan (Dinkes Sumsel) per Senin (21/2/2022).

Dari jumlah tersebut, Kota Palembang mendominasi kasus konfirmasi untuk perawatan isolasi di rumah, yakni sebanyak 6.614 orang.

Kepala Dinkes Provinsi Sumsel Lesty Nurainy mengatakan kasus Covid-19 di provinsi itu masih terus meningkat, dan prediksinya akan berlanjut.

“Pemerintah terus berusaha dan berupaya untuk mencegah dan menangani pandemi Covid-19 ini, namun masyarakat juga harus ikut serta. Ikut vaksin dan terapkan protokol kesehatan ketat, hanya itu kuncinya,” katanya, Selasa (22/2/2022).

Lesty menambahkan saat ini tercatat kasus aktif Covid-19 di wilayah tersebut ada 9.026 kasus. Dia menambahkan kasus aktif terbanyak ada di Kota Palembang yang mencapai 6.716 orang.

Dengan penambahan kasus aktif di Palembang itu yang membuat bed occupancy ratio (BOR) di kota tersebut mencapai 57 persen.

“BOR di Palembang cukup tinggi yakni 57 persen. Jumlahnya diatas rata-rata BOR di Provinsi Sumsel yang saat ini tercatat sudah mencapai 45 persen. Ini yang harus diwaspadai,” jelasnya.

Lesty mengatakan, pihaknya terus melakukan tracing, testing dan tracking untuk semua masyarakat yang kontak erat dengan pasien Covid-19. Namun butuh peran serta semua masyarakat Sumsel dalam menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, Lesty juga sudah mengeluarkan instruksi dari Gubernur Sumsel agar semua kepala daerah dan dinas kesehatan di tiap kabupaten dan kota di Sumsel untuk antisipasi kasus Covid-19 meningkat.

Juga diharapkan menambah jumlah tempat tidur di semua rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

“Yang paling utama adalah memastikan bed tersedia. BOR jangan sampai melesat tinggi dan jangan juga kekurangan bed,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper