Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Belum Sanggup, 3 Perusahaan Gotong Royong Bantu Sumbar Kasih Minyak Goreng

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar menyebutkan minyak goreng yang dijual pada operasi pasar yang digelar oleh kabupaten dan kota itu merupakan minyak goreng dari CSR perusahaan produsen minyak goreng.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Sumatra Barat mulai menggelar operasi pasar minyak goreng dengan harga lebih murah dari pasaran.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar Ridonal mengatakan minyak goreng yang dijual pada operasi pasar yang digelar oleh kabupaten dan kota itu merupakan minyak goreng dari CSR perusahaan produsen minyak goreng yang ditunjuk langsung oleh pemerintah.

"Kita beruntung ada perusahaan yang membantu kita untuk minyak goreng. Ada tiga perusahaan yang membantu kita yakni PT Incasi Raya, PT Wira Inno Mas, dan PT Apical dari Jakarta," katanya, Rabu (12/1/2022).

Dia menjelaskan melalui CSR perusahaan itu, Sumbar pun mendapat jatah minyak goreng jelatah, mulai dari Incasi Raya sebanyak 50.000 liter, 83.000 liter dari Wira Inno Mas, serta PT Apical sebanyak 100.000 liter.

"Sumbar dapat sebanyak 233.000 liter minyak goreng dari CSR tiga perusahaan itu. Minyak itu lah yang disebar ke sejumlah operasi pasar," tegasnya.

Ridonal menyebutkan dalam pendistribusian minyak goreng itu dilakukan langsung oleh masing-masing CSR, dan Pemprov Sumbar dalam hal ini mengawasi saja.

Karena dalam pendistribusian itu, Pemprov Sumbar telah memetakan pembagian jatah minyak murah tersebut untuk 19 kabupaten/kota yang ada.

Nantinya minyak goreng tersebut dikemas secara sederhana, dan barulah nantinya dijual melalui operasi pasar dengan harga Rp14.000 per liternya.

Dikatakannya operasi pasar ini dilakukan karena melihat kondisi harga minyak goreng yang tak kunjung turun dari akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022 ini.

"Jadi operasi pasar yang telah dilakukan sejak Desember 2021 dan hingga awal tahun ini, merupakan operasi pasar jilid I. Nah untuk jilid II nya, masih menunggu perintah dari pemerintah pusat," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Kanwil Bulog Sumbar Tommy Despalingga mengatakan, tidak bisa ikut membantu dalam kegiatan operasi pasar kali ini, menyikapi naiknya harga minyak goreng.

"Kita di Bulog Sumbar tidak punya stok untuk minyak goreng itu. Bahkan pada tahun 2021 permintaan minyak goreng dari Bulog Sumbar juga tak kunjung datang," ujarnya.

Tommy juga menyebutkan persoalan sehingga Bulog Sumbar tidak menerima pasokan minyak goreng, karena dari Bulog pusat agak sulit menyiapkan minyak goreng dengan harga di bawah pasar agar bisa menyelenggarakan operasi pasar.

Hal ini dikarenakan Bulog perlu untuk membeli minyak goreng ke salah satu produsen minyak. Tapi harga lagi tinggi, sehingga akan sulit bagi Bulog bila tetap ambil minyak ke produsen minyak, bila dijual dengan harga di bawah pasar.

"Biasanya kalau soal sembako naik, Bulog hadir dengan operasi pasarnya. Tapi khusus untuk minyak goreng, sampai saat ini Bulog masih belum bisa bantu, karena lagi tidak ada stok," tegasnya.

Diakuinya bahwa operasi pasar yang tengah gencar dilakukan oleh masing-masing kabupaten dan kota di Sumbar, minyak goreng itu juga bukan bersumber dari Bulog Sumbar.

"Tahun 2022 ini, kita belum mengajukan pasokan minyak goreng. Karena masih memantau kondisi harga juga," ujarnya. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper