Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengiriman Sampel Lancar, Inilah Komoditas asal Sumut yang Mulai Debut Ekspor Tahun Depan

Pengiriman sampel merupakan tahap krusial pada kegiatan ekspor-impor. Tahap itu begitu menentukan, apakah komoditas tersebut layak ekspor atau tidak.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan Lenny Hartati Harahap pada Gebyar Ekspor 2021 di Pelabuhan Belawan, Medan, Jumat (31/12/2021). /Istimewa
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan Lenny Hartati Harahap pada Gebyar Ekspor 2021 di Pelabuhan Belawan, Medan, Jumat (31/12/2021). /Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan Lenny Hartati Harahap mengatakan pengiriman sampel komoditas ekspor asal Sumatra Utara relatif banyak pada tahun ini.

Pengiriman sampel merupakan tahap krusial pada kegiatan ekspor-impor. Tahap itu begitu menentukan, apakah komoditas tersebut layak ekspor atau tidak.

Pada tahun ini, menurut Lenny, pihaknya sudah mengirim beberapa sampel calon komoditas ekspor ke beberapa negara. Seperti sampel buah manggis hingga hewan lipan.

"Termasuk sampel manggis, ulat, vanili, andaliman, daun kelor, lipan dan sebagainya," ujar Lenny pada acara Gebyar Ekspor Tahun 2021 di Pelabuhan Belawan, Medan, Jumat (31/12/2021).

Menurut Lenny, pengiriman sampel tersebut berjalan lancar tanpa mengalami kendala berarti untuk memenuhi persyaratan atau standarisasi negara tujuan.

Itulah sebabnya sebagian komoditas tersebut sudah memulai debut ekspornya pada awal tahun depan. Di antaranya negara tujuannya China, Turki dan Mesir.

Lenny mengatakan, Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan berupa selalu optimal melakukan pemeriksaan terhadap komoditas calon ekspor. Harapannya, semua komoditas itu memenuhi berbagai persyaratan negara tujuan.

Menurut Lenny, komoditas ekspor terbanyak yang difasilitasi pihaknya sepanjang tahun ini adalah sarang burung walet. Nilai totalnya mencapai lebih dari Rp1 triliun.

Jumlah itu me menobatkan Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan sebagai balai karantina dengan pengiriman ekspor produk sarang walet terbanyak tahun ini.

Sebelumnya, Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi mengklaim nilai ekspor komoditas pertanian asal provinsi ini tertinggi di Indonesia. Total nilainya mencapai Rp27 triliun pada 2021.

Hal ini dikatakan Edy pada Gebyar Ekspor Tahun 2021 di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFD) Graha Segara Belawan, Medan, Jumat (31/12/2021). Acara ini juga berlangsung secara virtual dan dihadiri oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Pada acara tersebut, Sumatra Utara mengekspor 102,9 ton komoditas pertanian dengan nilai Rp2,2 triliun. Jumlah ini mencapai 18,75 persen dari total nilai komoditas yang diekspor.

Komoditas pertanian yang diekspor antara lain minyak kelapa sawit, kultur jaringan lilium, pakan ternak, kopi, rempah dan sayur.

Adapun komoditas yang diekspor antara lain Palm Oil sebanyak 188,8 ton atau senilai Rp5,9 miliar ke China. Kemudian Kultur Jaringan Lilium, sp sebanyak 1,197 ribu batang senilai Rp2 miliar ke Belanda dan komoditas kopi sebanyak 19,2 ton atau senilai Rp1,7 miliar ke Amerika Serikat.

Secara keseluruhan, pengiriman komoditas pertanian dari Sumatra Utara menyasar 107 dari total 124 negara tujuan dalam Gebyar Ekspor 2021. Banyaknya negara tujuan tersebut menjadikan provinsi peringkat pertama dengan pasar ekspor terluas.

Di sisi lain, menurut Edy, ada empat negara yang ingin mengimpor sabut kelapa. Namun sayang, Sumatra Utara belum mampu memenuhinya.

"Kita nomor satu se-Indonesia, ditambah ini Rp2,2 triliun totalnya sudah Rp27 triliun. Untuk yang ini (102,9 ton) terbanyak itu pakan ternak. Kita akan pacu ini termasuk sabut kelapa," kata Edy.

Lebih lanjut, Edy nilai ekspor komoditas pertanian terus meningkat sehingga nilai tukar petani juga kian tinggi.

"Kita akan dorong terus, dengan begitu nilai tukar petani-petani kita akan semakin tinggi dan pertumbuhan ekonomi kita lebih cepat membaik," kata Edy.

Volume komoditas ekspor yang dilepas pada acara ini mencapai mencapai 1,3 juta ton atau senilai Rp 14,4 triliun. Komoditas-komoditas pertanian ini berasal dari 34 provinsi di Indonesia dan bakal dikirim ke 124 negara.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo optimis volume ekspor komoditas pertanian asal Indonesia akan bertambah tiga kali lipat pada tahun depan.

"Ini membuktikan tidak ada daerah yang tidak melakukan ekspor. Tahun depan kita wujudkan ekspor tiga kali lipat dari ini," Limpo.

Menurut Limpo, sektor pertanian menjadi penyangga utama pertumbuhan ekonomi nasional kurun dua tahun terakhir. Tepatnya saat pandemi mulai merebak.

Berdasarkan data BPS, hanya PDB di sektor pertanian yang pertumbuhannya positif pada Triwulan II 2020 lalu. Yakni 16,4 persen. Sementara sektor lainnya mengalami kontraksi.

"Kemudian nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2021 sebesar Rp451,77 triliun naik 15,79 persen dibanding 2019 yang hanya Rp390,19 triliun," kata Limpo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper