Bisnis.com, MEDAN - Demi membenahi sistem logistik di pelabuhan, Terminal Peti Kemas Belawan meningkatkan efektivitas waktu pelayanan kapal.
Di antaranya dengan mempersingkat port stay dan meningkatkan produktivitas bongkar muat barang atau mempersingkat cargo stay.
"Untuk di Terminal Petikemas Belawan sendiri telah mengimplementasikan pelayanan administrasi dan pembayaran yang terintegrasi dengan National Logistik System (NLE) dan Inaportnet," kata General Manager Terminal Peti Kemas Belawan Yarham Harid kepada Bisnis, Kamis (23/12/2021).
Yarham mengatakan, volume atau lalu lintas peti kemas untuk kegiatan ekspor dan impor di Pelabuhan Belawan mengalami koreksi sebesar 1 persen (yoy) hingga November 2021. Akan tetapi, menurut Yarham, kinerja tersebut masih relatif stabil.
"Untuk produksi peti kemas ekspor year on year cukup stabil, namun ada koreksi lebih kurang 1 persen sampai dengan November 2021. Khusus di Belawan, saat ini jumlah ekspor dan impor masing stabil," kata Yarham.
Dari sisi terminal, jumlah empty yang masuk atau impor ke Pelabuhan Belawan tercatat sekitar 20 persen dari muatan kapal. Sedangkan untuk petikemas empty yang keluar atau ekspor, tercatat sekitar 8 persen.
Yarham menjelaskan, terdapat sembilan perusahaan pelayaran peti kemas internasional yang selama ini beroperasi di Pelabuhan Belawan.
Yaitu PT Samudera Indonesia, Maersk Line/PT Pelayaran Bintang Putih, MSC/PT Panurjuwan, RCL, Wanhai /PT Bintika Bangunnusa dan OOCL/PT Karana Line.
Kemudian PT Caraka Tirta Perkasa, Evergreen Shipping Agency Indonesia, CMA-CGM dan PT Meratus Lines.