Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumbar Genjot Produksi Beras, Ini Strateginya

Produksi beras Solok penting untuk terus didorong agar bisa mengisi pasar beras, tidak hanya di Sumbar saja, tapi juga bisa untuk kebutuhan beras premium secara nasional.
Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy saat berada di kawasan pertanian beras Solok, Senin (27/9/2021)./Istimewa
Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy saat berada di kawasan pertanian beras Solok, Senin (27/9/2021)./Istimewa

Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mendorong produksi Gabah Kering Giling (GKG) di Kota Solok meningkat dari tahun ke tahun.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Syafrizal menyebut produksi GKG di Kota Solok dari 2019 ke 2020 meningkat, yakni 13.700 ton menjadi 16.200 ton pada 2020.

"Kenaikan itu berbanding terbalik dengan produksi pada beberapa daerah sentra beras di Sumbar yang menurun dari segi produksi," jelas pria yang akrab disapa Jejeng ini, Senin (27/9/2021).

Menurutnya produksi beras Solok penting untuk terus didorong agar bisa mengisi pasar beras, tidak hanya di Sumbar saja, tapi juga bisa untuk kebutuhan beras premium secara nasional.

"Setidaknya tahun 2021 ini, produksi beras di Solok ini bisa lebih tinggi dari tahun 2019 dan 2020 itu," harapnya.

Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan intensifikasi lahan menjadi salah satu kunci meningkatkan produksi beras di Kota Solok, yang memiliki lahan sempit untuk mendukung produksi beras secara provinsi.

"Intensifikasi lahan perlu dilakukan. Setelah masa panen, lahan kembali ditanami sehingga produktivitas bisa terus ditingkatkan," ujarnya.

Selain itu pemanfaatan teknologi dan alat-alat pertanian juga akan meningkatkan efektivitas yang pada ujungnya juga akan meningkatkan produktivitas dan menguntungkan petani.

"Tidak masanya lagi Beras Solok dijual menggunakan karung. Harus diganti dengan kemasan yang lebih baik dan menarik agar nilainya menjadi lebih tinggi. Ini yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama," ujarnya.

Dengan pengemasan yang lebih baik, maka ekspansi pasar bisa dilakukan secara lebih luas sehingga akan menguntungkan bagi petani.

Wali Kota Solok, Zul Elfian, uga mengatakan untuk perluasan lahan pertanian di Kota Solok sudah tidak memungkinkan. Untuk itu strategi yang dilakukan adalah dengan intensifikasi lahan serta pemanfaatan teknologi dan alsintan.

"KIta sudah punya Perda untuk mempertahankan luas lahan sawah yang ada saat ini. Jika intensifikasi dilakukan, ada potensi produksinya ditingkatkan," ujarnya. (k56)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Noli Hendra
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper