Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Telur Ayam di Sumut Anjlok karena Stok Melimpah

Berdasarkan rilis Disperindag Sumut, telur ayam dibanderol seharga Rp25.516 per kg. Harga terendah ada di Kabupaten Asahan seharga Rp20.400 per kg.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, MEDAN - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut mencatat harga telur ayam broiler di Sumatra Utara pada Senin (21/6/2022) mengalami penurunan sebesar 2,2 persen atau Rp572 per kg dibandingkan harga pada Jumat (18/6/2021).

Berdasarkan rilis Disperindag Sumut, telur ayam dibanderol seharga Rp25.516 per kg. Harga terendah ada di Kabupaten Asahan seharga Rp20.400 per kg. Sementara untuk harga tertinggi ada di daerah Padang Lawas senilai Rp38.000 per kg.

Adapun, rata-rata harga telur ayam broiler di lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut seharga Rp24.750.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sumut Barita Sihite mengatakan, penurunan harga terjadi karena stok telur ayam broiler yang melimpah di pasaran.

"Penurunan harga ini terjadi karena ada pelimpahan stok di pasaran. Stok yang banyak membut harga cenderung menurun," Barita Sihite, Senin (21/6/2021)

Adapun di beberapa pasar di Kota Medan, seperti Pasar Simpang Limun, Pasar Palapa, Pusat Pasar, Pasar Sei Sikambing, Pasar Sukaramai, dan pasar Petisah, harga telur ayam boiler jiga dipatok seharga Rp24.000.

Selain telur ayam, beberapa komoditas hortikultura di Sumut juga mengalami peningkatan harga hari ini, diantaranya daging ayam broiler, gula pasir, beras kuku balam, dan bawang merah lokal.

Dari 15 komoditas kebutuhan pkkok yang didata Disperindag Sumit, terdapat 10 komoditas yang mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tertinggi adalah komoditas cabai hijau, naik sebesar 5,8 persen menjadi Rp1.513 per kg dibandingkan 18 Juni 2021.

Kata Barita, kenaikan harga ini disebabkan adanya mekanisme pasar.

"Hari ini ada peningkatan harga untuk komoditas cabai rawit hijau dan cabai merah. Walaupun ada lonjakan tapi stok masih dapat terbilang aman lantaran lonjakan ini hanya bentuk mekanisme pasar saja," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper