Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Angkat Ekonomi Pertanian, Sumbar Bentuk BUMD

Gubernur Sumbar Mahyeldi menjelaskan pertanian, peternakan dan perikanan merupakan sumber perekonomian yang cukup besar di Sumbar ini.
Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi saat memberikan keterangan pers di Padang. /Bisnis-Noli Hendra
Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi saat memberikan keterangan pers di Padang. /Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat tengah merancang untuk mengangkat perekonomian di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan di daerah itu melalui dibentuknya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Gubernur Sumbar Mahyeldi menjelaskan pertanian, peternakan dan perikanan merupakan sumber perekonomian yang cukup besar di Sumbar ini. Sehingga perlu ada upaya untuk membuat para petani dan nelayan sejahtera.

"Sekarang kita punya BUMD yakni PT Grafika Jaya Sumbar yang bergerak di bidang percetakan. Rencana saya mau menggunakan BUMD ini, tapi saya mau mempelajarinya dulu, apakah ada atau tidak tupoksinya secara aturan untuk mengurus soal pertanian itu," katanya di Padang, Selasa (8/6/2021).

Mahyeldi menilai jika PT Grafika Jaya Sumbar dinilai bisa mengurus pertanian tersebut, maka dia berharap dalam waktu dekat bisa langsung jalan, sehingga harapan untuk mengangkat perekonomian petani dapat terwujud.

Dari ide dan rencana yang dimiliki gubernur sejauh ini, nantinya BUMD bisa menampung berbagai hasil pertanian dan perikanan dengan harga yang tentunya lebih baik dari kondisi pasaran.

Setelah nanti BUMD menampung hasil panen, selanjutnya BUMD akan memasarkannya. Artinya keberadaan BUMD dapat memutus rantai perdagangan, sehingga petani tidak rugi, dan masyarakat pun tidak merasa harga yang tinggi di pasar.

"Tentunya ini ada pembicaraan lebih lanjut bersama OPD dan DPRD Sumbar. Terutama mempelajari tupoksi dari BUMD PT Grafika Jaya Sumbar itu. Namun bila tidak bisa, mungkin saja perlu dibentuk BUMD baru," ucapnya.

Hanya saja, Mahyeldi mengaku, tidak tepat pula rasanya jika Pemprov Sumbar harus membuat BUMD yang baru, sementara ada BUMD yang perlu didorong untuk tumbuh, seperti halnya PT Grafika Jaya Sumbar.

Artinya, bila membentuk BUMD baru, tentu memiliki proses yang panjang dan tambahan anggaran. Sementara di PT Grafika Jaya Sumbar bila ada aturan yang memperbolehkannya untuk bidang pertanian ini, maka bisa langsung bekerja.

"Ya kalau nanti PT Grafika Jaya Sumbar jadi menampung hasil pertanian di Sumbar ini, tentu butuh modal. Kita dari Pemprov Sumbar tentu akan bantu, tapi kepada PT Grafika Jaya Sumbar jangan hanya sekedar berharap ke Pemprov Sumbar, namun ada baiknya mencoba mencari jalan agar permodalannya kuat untuk menampung hasil pertanian," tegasnya.

Mahyeldi melihat bila nanti BUMD itu jalan, maka nanti akan terlihat geliat perekonomian pertanian. Dimana nanti hasil panen mereka sudah ada yang membelinya, tanpa harus bergantung pada tengkulak atau sejenisnya.

Selama ini memang bukan rahasia lagi, ada beberapa daerah di Sumbar yang merasa dirugikan adanya keterlibatan tengkulak. Harga beli gabah kering dari petani jauh dari kata layak.

Padahal bicara soal kualitas beras, di Sumbar ini dapat dikatakan kualitas berasnya adalah kualitas premium, terlebih beras Solok yang sudah dikenal di Indonesia, soal rasa dan kualitasnya begitu baik.

"BUMD lah yang nanti bisa mengubah kondisi itu, sehingga perekonomian para petani juga bisa membaik dengan hadirnya BUMD sebagai tempat bagi petani untuk menjual hasil panennya," sebut Mahyeldi.

Tidak hanya soal hasil pertanian, tapi hasil perikanan dan peternakan pun demikian. BUMD juga diharapkan bisa jadi penopang perekonomian bagi perikanan.

Karena pertanian, peternakan, dan pertanian adalah yang sejalan. Untuk itu, Pemprov Sumbar menilai sudah saatnya pemerintah membantu petani agar terangkat perekonomiannya, dan dengan demikian kemiskinan pun dapat dientaskan.

"Kita lihat saja nanti, bagaimana tanggapan dari OPD dan DPRD Sumbar. Semoga saja mereka memiliki keinginan dan cita-cita yang sama yakni mensejahterakan para petani melalui peran BUMD," harap Mahyeldi. (k56).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper