Bisnis.com, PADANG — Provinsi Sumatra Barat memiliki hampir 600.000 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Akibat dihadang pandemi Covid-19, pemasaran produk UMKM di Sumbar jadi terbatas.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan di era digitalisasi ini jika bisa menggunakan teknologi informasi maka soal jangkauan pemasaran bisa saja diperluas bahkan dari Sabang - Merauke.
"Tapi masih belum banyak orang yang memahami penggunaan digitalisasi itu. Padahal banyak medianya yang bisa membantu UMKM di Sumbar bisa memiliki pangsa pasar yang lebih luas. Salah satunya yang bekerjasama hari ini yakni Mbizmarket," katanya, Kamis (3/6/2021).
Mahyeldi menyebutkan UMKM di Sumbar saat ini bisa dikatakan hampir sebanyak 600.000 yang tersebar di seluruh daerah di Sumbar, dan bahkan hingga ke pelosok desa. Tapi tidak begitu banyak produk UMKM itu yang bisa diperjual belikan secara online.
Untuk itu, dengan adanya kerja sama Pemprov Sumbar dengan Mbizmarket, seakan sejalan dengan keinginan UMKM Sumbar yakni supaya bisa memiliki sebuah platform yang bisa memasarkan produk-produk UMKM.
CEO Mbizmarket Rizal Paramarta menjelaskan mbizmarket.co.id telah hadir sejak 2019 guna melayani segmen industri kecil dan menengah. Kerjasama dengan pemerintahan daerah sebelumnya telah dilakukan juga dengan Pemprov Jawa Barat, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Provinsi Riau.
Baca Juga
Dia menyebutkan Mbizmarket ini beda dengan yang lainnya, seperti tidak adanya biaya transaksi atau biaya langganan baik ke pemerintah maupun ke penjual yang menjadi rekanan pemerintah. Alasannya ingin membantu para UMKM tanpa harus memikirkan pengeluaran biaya apapun bila mengakses Mbizmarket.
"Kita ingin membantu pertumbuhan UMKM dengan membantu membuka pasar dan mengenalkan pada klien korporasi mbiz. Kita juga membantu permodalan melalui berbagai lembaga keuangan yang sudah bergabung dengan ekosistem mbiz," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Advokasi Pemerintah Daerah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Iwan Herniwan juga mengajak pemerintah daerah maupun pusat sebagai pengguna APBN dan APBD yang memiliki potensi besar, untuk meningkatkan transaksi melalui e-market yang terintegrasi dalam Program Bela Pengadaan.
"Tujuan kita bagaimana mewujudkan pasar yang terintegrasi antara penjual dan pembelinya. Kita mendorong para pelaku usaha untuk masuk ke pasar pengadaan sekaligus mengajak pengguna APBN dan APBD untuk belanja," sebut dia.
"Potensi Sumbar memiliki potensi besar untuk membangkitkan ekonomi nasional melalui pengadaan barang jasa," pungkas Iwan. (k56).