Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OKI Siapkan 59.118 Hektare Lahan Sawah untuk Food Estate

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, menyiapkan 59.118 hektare lahan sawah untuk program food estate.
Bupati Kabupaten OKI Iskandar (kiri) saat melakukan panen raya padi. /Istimewa
Bupati Kabupaten OKI Iskandar (kiri) saat melakukan panen raya padi. /Istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG –Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, menyiapkan 59.118 hektare lahan sawah untuk program food estate. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI Sahrul mengatakan lahan baku sawah itu tersebar di 17 Kecamatan. 

Food estate diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga meningkatkan nilai tambah kepada petani melalui korporasi petani,” katanya, Rabu (2/6/2021).

Sahrul memaparkan terdapat 3 kecamatan yang mendominasi luasan sawah food estate, yani Kecamatan Sungai Menang seluas 7.885 hektare (Ha), Kecamatan Pampangan seluas 6.271 dan Jejawi 6.041 Ha. 

“Selain hulu, kami juga akan fokus industri hilirisasi pertanian, yakni mewujudkan korporasi petani, sehingga perekonomian dan kesejahteraan petani dapat meningka,” kata dia.

Menurutnya, supaya maju, petani harus berkorporasi, sehingga hasil usaha tani lebih baik dan meningkatkan pendapatan mereka.

Sahrul menjelaskan korporasi petani merupakan upaya menempatkan petani sebagai subjek yang memiliki hak untuk mengambil keputusan dalam program pangan. 

Meski berkolaborasi dengan dunia usaha, penguasaan sumber daya dan jalur distribusi harus dikendalikan oleh pemerintah.

“Misalnya, pengadaan pupuk harus dikendalikan oleh pemerintah dengan menggandeng BUMN yang fokus bisnisnya dalam produksi pupuk, seperti PT Pusri Palembang. Tidak dilepaskan begitu saja,” terang dia. 

Konsep korporasi petani, menurut dia, semestinya bisa melayani input secara efisien seperti benih, pupuk, melayani permodalan sehingga bisa akses KUR, melayani pemasaran menjadi 1 unit dan hilirisasi produk. 

“Setiap korporasi harus mampu menghitung berapa efisiensi biaya dan hasil yang diperoleh, harus mampu membuat jaringan bermitra dengan industri pupuk, produsen benih, alsin, serta harus melayani kredit KUR,” katanya.

Sahrul berharap korporasi dapat membenahi manajemen pertanian yang baru. Menciptakan efiensi dengan mekanisasi, benih harus unggul, pupuk pestisida kembali ke organik, integrated farming serta tidak ada monokultur lagi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper